BATUTIMES- Seperti yang diketahui, pada bulan Februari 2021 lalu hingga kini, Kota Batu masih dilanda hujan yang cukup deras. Hal itu mengakibatkan terjadinya bencana alam yang tak terduga. Seperti longsor, angin kencang, banjir dan bencana hidrometeorologi lainnya.
Berdasarkan data yang dimiliki, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu menyebutkan ada 28 bencana alam yang terjadi di Kota Batu pada bulan Februari 2021 lalu.
Baca Juga : Ditentang AHY, Moeldoko Sebut KLB yang Memilihnya Jadi Ketua Umum Sesuai Konstitusional
Koordinator TRC BPBD Kota Batu, Suhartono mengatakan, kejadian bencana itu, didominasi oleh bencana tanah longsor dengan 24 kejadian, angin kencang 2 kejadian, dan retakan tanah 2 kejadian.
Dengan rincian, di Kecamatan Batu sendiri terdapat 9 kejadian tanah longsor, 2 kejadian angin kencang, dan 2 kejadian retakan tanah.
Kemudian di Kecamatan Bumiaji, terdapat 13 kejadian tanah longsor. Sedangkan di Kecamatan Junrejo, terdapat 2 kejadian tanah longsor.
"Memang yang mendominasi adalah kejadian tanah longsor. Tanah longsor sendiri disebabkan karena adanya pergerakan atau pergeseran tanah. Hal itu terjadi dikarenakan adanya faktor pendukung. Seperti hujan yang berkepanjangan," ujarnya, Sabtu (6/3/2021).
Dari data tersebut, daerah di Kecamatan Bumiaji terhitung banyak mengalami kejadian tanah longsor. Namun, pihak BPBD Kota Batu telah memetakan beberapa wilayah dengan kerawanan tinggi potensi longsor dengan menargetkan 15 unit pemasangan early warning system (EWS) pendeteksi tanah longsor.
Baca Juga : 5 Makam Muslim Tertua di Indonesia, Ada yang Terletak di Area Pusat Perbelanjaan
Kepala BPBD Kota Batu Agung Sedayu, mengatakan, Kecamatan Bumiaji menjadi kawasan yang berpotensi tinggi rawan longsor karena topografinya berkontur miring.
Titik-titik potensi longsor di Kecamatan Bumiaji berada di Sumber Brantas sisi timur laut, Tulungrejo, Gunungsari, Sumbergondo. Selain itu, satu titik berada di wilayah Songgokerto, tepatnya di kawasan wisata Payung.
"Saat ini 4 unit EWS telah dipasang. Keempat alat itu, satu berasal dari pengadaan melalui APBD. Satu lainnya bantuan dari BNPB dan dua unit lagi bantuan dari Dinas ESDM Provinsi Jatim," ujarnya