JATIMTIMES - Kuartet rock asal Kota Kediri IGMO baru saja merilis single terbaru bertajuk "Head on Fire". Sejak dirilis pada akhir Februari 2021 lalu, lagu Head on Fire sukses menerjang telinga pendengar dan penikmat musik rock masa lalu hingga masa kini.
Head on Fire merupakan salah satu lagu yang ditulis oleh keempat personel IGMO. Yakni Pradio MP (lead vocal, gitar), Iga Dahana (gitar), Anggra (bas), dan Bintang (drum). Lagu ini menceritakan konflik idealisme dan realita di lingkungan kerja.
Permainan drum Bintang dan petikan bas Anggra begitu terasa di awal lagu Head on Fire dengan tempo cepat yang menunjukkan emosi mendalam. Kolaborasi tersebut pun direspons oleh permainan gitar Iga dan suara melengking Pradio.
Terasa sekali dalam lirik dan komposisi musik yang disajikan IGMO menunjukkan sebuah perkara mengakali sistem untuk sekadar survive dan membangkang kepada atasan atas nama cari makan.
Pradio selaku lead vocal dan forntman IGMO mengatakan, lagu Head on Fire jika digambarkan secara garis besarnya bercerita seorang anak buah yang 'memberontak' kepada atasan atau bosnya. "Sebabnya antara lain, adanya kesenjangan atas upah dan pekerjaan yang ia lakukan. Selain tentu saja adanya kesempatan. Sedikit pengamatan dan pengalaman personal juga tentunya," ujarnya.
Sebuah trek andalan IGMO tahun 2021 ini yang terasa sekali emosi berapi-api dikemas juga oleh sajian artwork yang juga membara. IGMO pun mengajak seniman asal Malang, yakni Pucatpena, untuk menggarap desain sampul Head on Fire.
"Sedikit informasi, Pucatpena adalah seorang visual artist telah melahirkan artwork-artwork berbagai band, baik dalam maupun luar Indonesia. Karya-karyanya pernah menghiasi rilisan Frontxside (Makassar), Tamra (Jakarta), Matiasu (Jakarta), hingga The Galactoids (USA) dan Con (Asutralia)," bebernya.
Pucatpena atau yang memiliki nama asli Uzed menuturkan bahwa dirinya mengemas nuansa emosi berapi-api dari lagu Head on Fire dengan dibuat kacau. "Aku nangkep nuansa berapi-apinya lagu ini. Jadi artwork-nya kubuat 'kacau', persis seperti pemberontakan yang mereka jalankan," ucapnya.
Uzed pun telah didapuk menjadi ilustrator tunggal untuk seluruh karya dalam project album Take It Over, mulai dari awal hingga terakhir.
Sementara itu, lagu Head on Fire dikemas dalam sebuah klip video yang diproduksi oleh Luapotalapo dan Memorizm yang merupakan dua kongsi visual asli Kota Kediri. Penggarapannya sendiri diproduseri oleh Rinaldo Azhar dan disutradarai oleh Manaditara, Hammamnash dan Naufal Taufiqul.
Karya audiovisual yang tersaji menggambarkan sosok penggemar yang diperankan oleh Mayang Angger Pangesti (seorang seniman ruma asal Kediri) yang keranjingan mendengarkan lagu Head on Fire. "Dengan semangat kolaborasi dengan sekitar, video ini didukung penuh oleh brand-brand asli kota Kediri, yaitu Wise Footwear Kediri, Maem Meteke, Psychosis, Balky Goods dan juga Gerdu Laot," ujarnya.
Disinggung rencana IGMO ke depan, sang gitaris yakni Iga menuturkan bahwa dirinya bersama IGMO akan segera merilis beberapa karya cadas lagi menuju album penuh. "Melakukan beberapa hal untuk mendukungnya serta gas mempersiapkan materi-materi album kedua," ungkapnya.
Iga mengatakan bahwa seluruh materi dari album "Take It Over", yang didalamnya juga termasuk trek Head on Fire, dikerjakan di Vamos31 Music Studio Malang dan melalui proses mixing serta mastering oleh Yasa Wijaya.