MALANGTIMES - Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN MALIKI) Malang, memiliki Guru Besar termuda. Dia adalah Prof Dr Roihatul Muti'ah SF Apt M.Farm, Guru Besar bidang ilmu Biologi Farmasi di Fakultas Ilmu Kesehatan dan Kedokteran (FKIK) yang belum lama ini dikukuhkan, dan kini masih berusia 40 tahun.
Memiliki guru besar yang masih sangat muda, tentunya menjadi sebuah motivasi tersendiri bagi kampus Islam terbesar di Malang tersebut. Karena selain mampu meningkatkan kualitas, juga terus memompa semangat civitas akademika di UIN Malang untuk selalu menjadi yang terbaik.
Baca Juga : Disdikbud Jombang Gelar Sosialisasi Program Induksi Guru Pemula Jenjang SD Tahun 2021
Rektor UIN MALIKI Malang, Prof Abdul Haris, mengharapkan, adanya pengkukuhan Guru Besar termuda diusia 40 tahun beberapa waktu lalu, bisa menjadi motivasi dosen-dosen muda untuk bisa turut mencapai karir tertinggi sebagai seorang Guru Besar.
"Menjadi seorang Guru Besar itu tidak harus menunggu tua," jelas Rektor kelahiran Lamongan ini.
Lebih lanjut pria yang jago berpuisi tersebut menyampaikan, jika potensi untuk menjadi Guru Besar muda, bisa saja terwujud dan bahkan bisa saja melampaui dari yang termuda saat ini. Akan tetapi kembali lagi, hal itu tergantung pada niat dan upaya keras dari masing-masing individu.
"Karena itu, kami terus memacu dan memotivasi para dosen UIN MALIKI Malang untuk meraih puncak karir tertinggi dosen, yakni sebagai seorang Guru Besar," jelasnya.
Selian bermakna sebagai pemacu dan motivasi para dosen, adanya Guru Besar termuda ini juga diharapkan bisa memotivasi generasi muda lainnya untuk bisa berprestasi pada bidangnya masing-masing. Dengan begitu, pengalaman yang didapat tentunya akan semakin lebih banyak dan akan bermanfaat bagi kehidupan.
Sementara itu, Prof Dr Roihatul Muti'ah SF Apt MFarm, ketika dihubungi beberapa waktu lalu mengatakan, jika ia tak pernah menyangka bisa menjadi seorang Guru Besar termuda di UIN MALIKI Malang dalam usia 40 tahun.
Baca Juga : Vaksinasi Tahap 2, Pemkot Kediri Sasar 11 Bidang Pekerja atau Profesi
Diakuinya, cita-cita untuk menjadi seorang Guru Besar ada dalam benaknya sejak dulu. Namun, ia tak pernah menyangka bisa menyandang Guru Besar termuda.
"Nggak menyangka sama sekali semuda ini," jelasnya.
Kemudian yang lebih mengagumkan lagi, perempuan yang kini telah menyandang gelar sebagai seorang profesor ini ternyata mempunyai 4 orang anak. Artinya, kendati sebagai seorang ibu rumah tangga dan juga ibu dari 4 anak, ia tak pernah merasa kerepotan atau kelabakan dalam mengatur waktu untuk urusan keluarga dan akademik. DI mana akhirnya sukses menjadi Guru Besar.
"Meskipun ada tugas sebagai seorang dosen, tetap maskimal membagi waktu, menyediakan waktu untuk keluarga. Biasanya tugas-tugas saya kerjakan di rumah setelah anak-anak sudah tidur, sehingga bisa tetap maksimal, malam sempatkan untuk menulis," pungkasnya.