MALANGTIMES - Meski tempat-tempat wisata di Kota Malang telah dibuka di masa pandemi Covid-19, nyatanya belum mampu menaikkan jumlah kunjungan wisatawan di awal tahun 2021.
Selain situasi pandemi, Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang mencatat masa-masa awal tahun disebut sebagai low season. Sehingga, kunjungan wisata memang belum bisa meningkat.
Baca Juga : Di Kabupaten Malang, Sengketa Waris Libatkan Orang Tua vs Anak Masih Ditemukan
"Untuk bulan Januari 2021 kan memang masuk low season ya (kunjungan wisata masih menurun)," ujar Kepala Disporapar Kota Malang, Ida Ayu Made Wahyuni.
Bahkan, menurut dia, hingga berpengaruh pula pada okupansi perhotelan. Di mana, dikatakannya cukup sepi pengunjung.
"Saya tanyakan di hotel bintang itu okupansinya masih sepi," imbuhnya.
Namun, dijelaskannya, pihaknya saat ini tengah membuat program guna menunjang pemulihan wisata di Kota Malang. Yakni, dengan menyiapkan event-event pariwisata di sejumlah kampung tematik hingga akhir Desember 2021, mendatang.
Walaupun, event-event tersebut masih akan disesuaikan dengan kondisi dan situasi penyebaran kasus Covid-19 di Kota Malang. Di samping itu, upaya lain yang juga terus dilakukan Disporapar yaitu dengan menggenjotkan promosi pariwisata di Kota Malang melalui media sosial.
"Kami sementara ini terus melakukan promosi pariwisata secara online," tandasnya.
Baca Juga : Wujudkan Kemandirian, Pemkab Malang Siapkan Lahan 1.500 Hektare
Sementara itu, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Malang, Agoes Basoeki menyatakan, momen low season yang juga masih dalam kondisi pandemi Covid-19 di Kota Malang memang cukup berpengaruh pada kunjungan hotel.
Kata Agoes, rata-rata okupansi hotel di Kota Malang di awal tahun 2021 ini turun drastis di 20 persen. "Malah ada juga hotel yang nol (tidak mendapat kunjungan). Tetapi kalau rata-rata okupansi di Kota Malang 20 persen lah, tertinggi itu. Dan itu belum Break Event Point (BEP) ya, kalau BEP hotel itu okupansinya sekitar 40 persen," terangnya.
Penyebab lain okupansi hotel rendah, menurut Agoes, lantaran Kota Malang juga turut menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro sebagai upaya penanganan Covid-19. Hal ini, cukup mempengaruhi tamu-tamu hotel untuk mengunjungi perhotelan di Kota Malang.
"Dengan PPKM ini tambah dihajar lagi dengan pengetatan dan sebagainya, ada pembatasan-pembatasan sehingga dunia pariwisata khususnya hotel yang paling parah, cukup terdampak sekali," pungkasnya.