MALANGTIMES - Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Dr M. Fauzan MPd angkat bicara terkait sembilan poin tuntutan Aliansi Mahasiswa Bergerak UMM. Fauzan fokus pada salah satu tuntutan, yakni penurunan sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) sebesar 50 persen.
Ditemui di depan gedung rektorat UMM, Fauzan mengatakan, permintaan potongan SPP 50 persen itu dirasa tidak mungkin. Namun, UMM bukannya tidak membantu mahasiawa. Ada potongan Rp 500 ribu bagi mahasiswa tiap semester.
Baca Juga : Wakil Dekan Bidang Akademik FKIK UIN Malang Jadi Guru Besar Termuda
Kemudian, jika memang ada dari mahasiswa yang tidkak sanggup membayar SPP, tentunya diharapkan mengajukan permohonan untuk keringanan pembayaran. "Dan yang mengajukan (keringanan SPP) juga banyak. Ada sekitar 30 persen," ungkap Fauzan, Selasa (16/2/2021).
Dengan begitu, Fauzan menegaskan tuntutan pemotongan 50 persen SPP tersebut tidak bisa dilakukan. Bukan lantaran UMM sebagai kampus swasta, namun rektor menyatakan tidak ada institusi yang memberikan kebijakan seperti itu.
"Tidak bisa, bukan swasta saja, mana ada institusi begitu. Tidak ada kan? Potongan Rp 500 ribu, menurut saya, merupakan potongan yang tertinggi," ucap Fauzan.
Sementara, Ilham Adhon Nasir sebagai korlap aksi mengatakan, potongan sebesar Rp 500 ribu itu tidak realistis. Sebab, potongan tersebut tidak sebanding dengan banyaknya kebutuhan mahasiswa.
"Kompensasi tersebut tidak merata (tidak kepada semua mahasiswa). Apalagi kompensasi yang diberikan Rp 500 ribu itu sampai satu semester, sehingga ini tidak realistis," ujarnya.
Baca Juga : Ini Ungkapan Para Profesor Baru terhadap Program Percepatan Guru Besar UIN Malang
Menurut Ilham, dari 4.000 lebih sampel mahasiswa, 93 persen menginginkan agar ada potongan biaya SPP sebesar 50 persen.
Sementara itu, pantauan di lapangan, saat ini aksi unjuk rasa para mahasiswa yang menuntut sembilan poin tuntutan maish terus berlangsung. Mahasiswa masih bertahan hingga pihak rektor menemui mereka. Namun dari pantauan, para mahasiswa sempat ditemui oelh wakkil rektor I, wakil Rlrektor 3, dan wakil rektor 4.
"Dari audiensi sebelumnya, tidak ada kesepakatan. Tapi kalau dalam aksi ini tidak ada kejelasan, kami akan melakukan aksi lagi dengan mengandeng kawan-kawan dari perguruan tinggi Muhammadiyah lainnya," pungkas Ilham.