INDONESIATIMES- Imam Besar di Islamic Center of New York, Muhammad Shamsi Ali turut menyoroti laporan terhadap tokoh Muhammadiyah Din Syamsuddin oleh Gerakan Anti Radikalisme Institut Teknologi Bandung (GAR ITB). Shamsi lantas mengkritisi aksi GAR ITB tersebut.
Bahkan ia membandingkan dengan Amerika. Dia menyebut jika gerakan antiradikalisme terutama di institusi pendidikan tidak pernah ada di negeri Paman Sam tersebut. Ia lantas mengatakan jika di dunia kampus Amerika malah didorong memiliki sikap kritis.
“Hanya alumni universitas di Indonesia seperti ITB ada Gerakan Anti Radikalisme. Di Amerika saja tidak ada yang gitu-gituan. Di dunia kampus sikap kritis malah didorong. Jika dunia akademia phobia kekritisan, berarti terjadi pemerkosaan independensi intelektualitas. Menyedihkan!” ungkap Shamsi dari akun media sosialnya @ShamsiAli2.
Hanya alumni universitas di Indonesia seperti ITB ada Gerakan Anti Radikalisme. Di Amerika saja tidak ada yang gitu-gituan. Di dunia kampus sikap kritis malah didorong...Jika dunia akademia phobia kekritisan, berarti terjadi pemerkosaan independensi intelektualitas. menyedihkan!
— Imam Shamsi Ali (@ShamsiAli2) February 14, 2021
Lebih lanjut, ia mengatakan heran dengan upaya pembungkaman yang dilakukan GAR ITB dengan memberikan tuduhan radikal terhadap Din Syamsuddin. Shamsi menegaskan tudingan itu juga bertentangan dengan HAM.
“Upaya pembungkaman terhadap tuduhan radikal akan kekritisan manusia, selain bertentangan dengan kodrat manusia, juga bertentangan dengan HAM yang menjamin hak ekspresi. Dan jika tidak siap dikritik, jangan berada di posisi publik. Dalam tatanan demokrasi, rakyat penguasa tertinggi,” tegasnya.
Shamsi juga mengatakan sikap kritis merupakan sebuah ekspresi saat melihat sesuatu yang kurang dipahami. “Manusia itu mulia karena kapasitas kecendekiawanan yang menumbuhkan kuriositas pada dirinya. Maka ketika melihat sesuatu yang kurang dipahami, apalagi paham kalau itu salah, pasti akan bersuara. Ekspresi itulah yang terjadi dengan malaikat ketika Allah putuskan Adam hadir di bumi,” katanya.
Manusia itu mulia krn kapasitas kecendekiawanan yg menumbuhkan kuriositas pada dirinya. Maka ketika melihat sesuatu yang kurang dipahami, apalagi paham kalau itu salah, pasti akan bersuara. Ekspresi itulah yang terjadi dg malaikat ketika Allah putuskan Adam hadir di bumi.
— Imam Shamsi Ali (@ShamsiAli2) February 14, 2021
Tak ayal postingan itu langsung menuai beragam komentar dari warganet.
@jsrizal: "Rezim ini cuma pedagang politik radikal-radikul yg desperately trying to be SJW toleranshit karena semakin dilucuti kebusukannya yg tak lebih dari antek penjajahan-Islamofobik".
@bukAmel: "Sikon makin ngeri ustadz. Lapor melapor jadi profesi....."
@gimoshore: "Mereka definisikan dulu radikal itu apa...kalau mau jujur akan ketemu sikap mereka itu yg radikal...krn dg mudah menuduh org radikal dg parameter suka2 mereka....".