BATUTIMES - Pertanian apel di Kota Batu terancam rusak. Pasalnya, pada musim hujan ini, apel dihantui penyakit mata ikan dan kutu sisik.
Menyikapi kejadian tersebut, Komisi B DPRD Kota Batu bersama Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kota Batu melaksanakan rapat untuk menentukan solusi. Mereka ingin predikat Kota Batu sebagai Kota Apel dipertahankan.
Baca Juga : Heboh Buzzer Bayaran, Ini Kata Ketua MUI
Ketua Komisi B DPRD Kota Batu Hari Danah Wahyono berharap Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan benar-benar bisa mengatasi penyakit mata ikan dan kutu sisik. Dengan begitu, kerugian petani apel bisa ditekan. "Di Kota Batu baru ada tiga jenis apel yang dihasilkan. Masing-masing apel Anna, apel Rome Beauty, dan apel Manalagi," ujarnya, Sabtu (13/2/2021).
Kepala DPKP Kota Batu Sugeng Pramono menambahkan, penyakit mata ikan dan kutu sisik terjadi karena adanya perubahan iklim yang berpengaruh terhadap pertumbuhan apel di Kota Batu. Terlebih, rata-rata tanaman apel di Kota Batu berumur 25 tahun ke atas. Selain itu, kualitas tanah dan penurunan PH tanah berpengaruh pada produktivitas apel.
“Penurunan PH ini terjadi karena penggunaan pupuk kimia yang berlebihan. Sehingga dilakukan perbaikan kualitas lahan tanah secara organik. Sejak 2012, kami lakukan revitalisasi lahan apel,,” ucapnya.
DPKP juga melakukan sosialisasi penerapan sanitasi apel atau menyortir apel dengan kondisi rusak untuk dipendam di tanah. DPKP juga melakukan penyemprotan fungisida guna mematikan jamur yang ada.
Baca Juga : Ditangkap setelah Beli HP, Pelaku Dapatkan Uang Palsu secara Online
"Ada 7 desa di Kecamatan Bumiaji yang sudah tersentuh program itu. Progresnya baru 5 hektare lahan apel yang sudah direvitalisasi," ujar Sugeng.
Diketahui luas lahan apel di Kota Batu saat ini 1.044 hektare. Total jumlah petani apel mencapai 2.622 orang. Sedangkan yang masuk kelompok tani (poktan) hanya 1.187 orang. Lalu petani yang tidak masuk poktan ada 1.435 orang.