MALANGTIMES - Tahun Baru Imlek tinggal menghitung hari. Segala pernak-pernik menyambut perayaan tahun baru China ini tentunya tengah dipersiapkan bagi masyarakat yang merayakannya.
Baju cheongsam khas Imlek, lampion, hingga dupa merupakan beberapa barang yang selalu hadir di tengah perayaan yang tahun ini bakal dilangsungkan pada 12 Februari mendatang.
Baca Juga : Libur Imlek, ASN Pemkot Malang Diimbau Tak Bepergian ke Luar Kota
Nah, momen ini rupa-rupanya cukup membuat untung bagi produsen yang kerap menjual perlengkapan Imlek. Salah satunya, produsen dupa di Kota Malang ini.
Dupa produksi Dupalo yang berlokasi di Jl Terusan Sigura-gura blok D nomor 166 A, Karangbesuki, Sukun, Kota Malang ini sudah banjir pesanan sejak 4 bulan terakhir.
Owner Dupalo Rosa Amelia mengatakan, jelang perayaan Imlek tahun ini peningkatan pesanan dupa mencapai 20 persen. Jika tiap bulannya permintaan bahan baku dupa paling tinggi mencapai 1 ton, kini meningkat hingga 1,2 ton.
Meski begitu, peningkatan pesanan tersebut dinilai tak begitu signifikan. Lantaran, masih dalam suasana pandemi Covid-19. Belum lagi, musim hujan menjadi kendala produksi dupa itu sendiri.
"Meningkat memang jelang Imlek, tapi tidak terlalu signifikan. Mungkin karena kondisi pandemi Covid-19 dan musim hujan," ungkapnya.
Bahkan dijelaskan Rosa, produksi dupa yang dihasilkan ini tak hanya diminati untuk kegiatan keagamaan saja. Melainkan, cukup digemari di kalangan milenial.
Memang, jika berbicara dupa seakan khas dengan dunia mistis atau istilah Kejawen disebut juga memiliki kesan klenik. Hal itulah yang membuat dirinya menjual dupa dengan berbagai varian aroma yang berbeda, untuk menggaet konsumen lebih luas.
Apalagi, kini milenial pun kerap menggunakan dupa beraroma sebagai pengharum ruangan untuk pengantar tidur. Nah, dari produksi dupa Dupalo ini, diakui Rosa telah nenembus pangsa pasar hingga internasional. Di antaranya, Malaysia, Myanmar, Jepang, hingga Libya.
Baca Juga : Bupati Malang Tidak Batasi Jam Operasional Jenis-Jenis Usaha Ini Selama PPKM Mikro
"Kami juga menjual dupa yang memiliki jenis dan varian berbeda. Khususnya di aroma ya, ada aroma bunga hingga buah-buahan. Ini tujuannya untuk menghilangkan kesan klenik pada aroma dupa itu," jelasnya.
Hasil produk-produk dupa modern buatannya ini, menurut Rosa, juga sebagai salah satu upaya untuk mengubah mindset masyarakat tentang penggunaan dupa.
Artinya, dupa tak hanya sekedar untuk beribadah atau terikat dengan hal klenik, mistis, bahkan kemusyrikan. Tetapi, dupa bisa digunakan siapa saja tanpa terikat hal apapun.
Untuk bahan yang digunakan sendiri agar menarik konsumen, dupa Dupalo menggunakan yang alami. Seperti, tangkainya menggunakan lidi. Lalu, untuk bagian yang dibakar menggunakan serbuk kayu jati yang direkatkan dengan bahan khusus.
Kemudian, setelah proses awal selesai, baru dilanjutkan pada pemberian aroma. Nah, disinilah yang banyak menggunakan ekstrak aroma dari bunga hingga buah-buahan. Sehingga, bisa menghasilkan berbagai jenis aroma dupa khas millenial.
"Kayak aroma bunga ini diambil dari ekstrak cendana, gaharu, melati, sedap malam, dan beberapa jenis lainnya. Lalu kalau yang ekstrak buah, kami menggunakan apel, anggur, cokelat, hingga kopi," tandasnya.