free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Olahraga

Dulu Pelayan Bar, ini Sepak Terjang Tuchel yang Sekarang Sukses Jadi Pelatih Chelsea

Penulis : Hendra Saputra - Editor : Pipit Anggraeni

08 - Feb - 2021, 19:08

Placeholder
Thomas Tuchel (foto istimewa)

INDONESIATIMES - Siapa yang tak kenal Thomas Tuchel? Ya pelatih yang pernah membawa Paris Saint-Germain (PSG) juara Ligue 1 itu ternyata sempat menjadi pelayan bar di salah satu kota di Jerman.

Sebelum terkenal sebagai pelatih, Thomas Tuchel pernah tercatat sebagai pemain di FC Augsburg dari tahun 1988 hingga 1992 sebelum akhirnya pindah ke Stuttgarter Kickers hingga tahun 1994 di Divisi II Liga Jerman.

Baca Juga : Pembangunan SMP Negeri 7 Kota Batu di Pendem Batal, Punjul: Bakal Pindah di Dadaprejo

Meski pernah menjadi pemain profesional, karir Tuchel sebagai pesepakbola tidaklah panjang. Tuchel harus mengakhiri karir di sepak bola pada usia 24 tahun setelah menderita cedera lutut yang serius.

Setelah memutuskan gantung sepatu, Tuchel tak ingin berdiam diri di masa mudanya. Ia memutuskan untuk mengikuti kursus administrasi bisnis dan bekerja sebagai pelayan di sebuah bar di pusat kota Jerman bernama Radio Bar.

“Saya perlahan mengembangkan kepercayaan diri baru di bar, shift demi shift, malam demi malam,” kata Tuchel.

Terlepas pekerjaannya sebagai pelayan bar, Tuchel merasa masih memiliki urusan yang belum selesai di sepak bola.

Tuchel yang ingin bermain sepak bola menghubungi petinggi Stuttgart yang saat itu adalah Ralf Rangnick untuk mengikuti sebuah pertandingan ujicoba.

Namun setelah sembilan bulan tidak bermain, Tuchel dirasa tak mampu menujukan potensi terbaik nya.

Namun melihat keinginan yang tinggi untuk bermain sepak bola, Rangnick pun mendorong Tuchel mengikuti kursus kepelatihan.

Thomas Tuchel mengawali karir kepelatihan di tim akademi hingga akhirnya menjadi pelatih tim usia 14 Stuttgarter di tahun 2000.

Di bawah arahan Hermann Badstuber, Tuchel mampu menjadi asisten pelatih usia 19 dan berhasil membawa Stuttgarter meraih juara di tahun 2005.

Musim berikutnya, Tuchel memutuskan untuk bergabung di Augsburg dari tahun 2007 hingga 2008 sebagai pelatih kepala setelah menyelesaikan lisensi kepelatihan nya.

Dia kemudian pindah ke Mainz 05 di tahun 2009 hingga 2014. Disana, Tuchel sukses membawa Mainz 05 U-19 yang diperkuat Andre Schurrle muda juara di Bundesliga U-19 di tahun itu.

Beruntungnya, didepaknya pelatih Jon Anderson di tahun 2009 sebagai pelatih kepala Mainz 05 membuat Tuchel ditunjuk sebagai pengganti dan sekaligus menjadikan pekerjaan pertamanya di tim senior.

Musim pertamanya dengan tim senior, Tuchel mampu membawa Mainz 05 bertengger di posisi 9 klasemen akhir sebagai tim promosi dari Divisi II.

Baca Juga : FIFGROUP Terus Berkiprah, Dukung UMKM di Masa Pandemi Covid-19

Pada musim berikutnya, Tuchel tampil lebih menawan dengan mampu finish di posisi 5 klasemen akhir dan berhak mendapatkan tiket di Europa League.

Bukan hanya itu, yang membuat berkesan, taktik menyerang yang diusung Tuchel sebagai pelatih membuat pujian datang dari para ahli sepak bola di Jerman.

“Pasti ada gaya yang dikaitkan dengan saya, yang kami bawa ke meja di Mainz adalah Kecepatan ke depan dan sepak bola yang menyerang,” ungkap Tuchel.

Setelah berpetualang bersama Mainz 05, Tuchel mendapatkan peran menggantikan Jurgen Klopp sebagai pelatih Borussia Dortmund. Disana jalan Tuchel nampaknya semakin sukses karena bisa membawa pemain Dortmund seperti Cristian Pulisic dan Ousmane Dembele menjadi runner up Bundesliga di tahun 2016.

Namun kebersamaan Tuchel dengan Dortmund nampaknya tidak bertahan lama. Pasalnya, di tahun 2017 harus meninggalkan kursi kepelatihannya karena hubungan dengan CEO Borussia Dortmund yang kurang harmonis.

Tuchel kemudian bergabung dengan klub PSG di tahun 2018 hingga 2020 setelah menolak tawaran raksasa Jerman, Bayern Munchen.

Tuchel sukses meraih gelar bersama PSG di Ligue 1 di musim pertamanya sebagai pelatih. Namun, lagi-lagi ketegangan bersama direktur olahraga PSG saat itu, Leonardo kembali membuat Tuchel harus meninggalkan Paris.

Di sana Tuchel membuat sebuah pernyataan bahwa dirinya lebih seperti perang politisi dalam olahraga dari pada seorang pelatih.

Tuchel kemudian di pecat PSG meski meraih banyak tropi dan membawa tim asal Paris itu berakhir menjadi runner up di Champions League musim terakhir nya.

Kini Tuchel bergabung dengan Chelsea yang menggantikan peran Frank Lampard sebagai pelatih kepala karena dianggap gagal bersaing di papan atas.


Topik

Olahraga



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Hendra Saputra

Editor

Pipit Anggraeni