JOMBANGTIMES - Sudah 3 hari ini banjir menggenangi permukiman warga di Kecamatan Bandar Kedungmulyo, Kabupaten Jombang. Banjir yang disebabkan oleh jebolnya tanggul Sungai Avur Besuk itu, kini semakin meluas hingga merendam 6 desa di wilayah tersebut.
Supervisor Pusdalops BPBD Kabupaten Jombang Stevie Maria mengatakan, banjir semula merendam 4 desa di Kecamatan Bandar Kedungmulyo sejak Kamis (04/02). Yakni Desa Gondangmanis, Desa Brangkal, Desa Brodot dan Desa Banjarsari.
Baca Juga : Tahun 2021, DPRD Kota Malang Minta Realisasi Mal Pelayanan Publik
Hingga Sabtu (06/02) siang, banjir semakin meluas hingga menggenangi dua desa lainnya. Yaitu Desa Bandar Kedungmulyo dan Desa Pucangsimo.
"Bertambah dua desa yang tergenang banjir, Desa Bandar Kedungmulyo dan Pucangsimo. Kini sudah ada 9.800 jiwa yang terdampak," terangnya saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon.
Dikatakan Stevie, banjir yang merendam permukiman warga itu masih menunjukkan peningkatan debit air. Banjir tertinggi berada di Dusun Kalipuro, Desa Bandar Kedungmulyo. Di lokasi tersebut ketinggian banjir mencapai 2 meter.
Meski begitu, lanjut Stevie, ada satu lokasi yang sudah mulai surut. Yaitu di Dusun Prayungan, Desa Gondangmanis. Banjir yang semula menggenangi dusun tersebut setinggi 2 meter, kini sudah surut total.
"Ada titik yang surut, tapi bukan berarti semuanya surut. Ini yang terlihat membahayakan di Desa Bandar Kedungmulyo dan Pucangsimo. Sekarang trennya masih naik," kata pria yang akrab disapa Pepy.
Banjir yang melanda 6 desa di Kecamatan Bandar Kedungmulyo ini akibat jebolnya tanggul Sungai Avur Besuk di 3 titik. Yaitu di wilayah Desa Brangkal dan Gondangmanis. Sungai Avur Besuk ini merupakan aliran sungai yang berasal dari Kali Konto Kediri.
Baca Juga : Viral Video Air Banjir Berwarna Merah Darah di Pekalongan
Air yang meluber dari jebolnya tanggul itu, juga sempat menutup ruas jalan nasional Surabaya-Madiun. Banjir juga merendam ribuan rumah penduduk di Kecamatan Bandar Kedungmulyo. Tidak ada korban jiwa dalam bencana tersebut, hanya ratusan warga terpaksa diungsikan.
"Air dari tiga putusan tanggul itu masuk ke saluran sekunder Brawijaya. Saluran Brawijaya tidak mungkin menampung sehingga meluber," tandas Pepy.