free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Serba Serbi

Mengharukan, Begini Kisah Budak yang Mampu Turunkan Hujan Saat Paceklik Melanda Tanah Suci Makkah

Penulis : Desi Kris - Editor : Pipit Anggraeni

01 - Jan - 2021, 16:00

Placeholder
Ilustrasi (Foto: YouTube Tafakkur Fiddin)

Bukti terkabulkannya sebuah doa kepada Allah SWT, memang benar-benar ada.  

Kisah tersebut dialami oleh seorang tokoh pada masa generasi tabiin, Abdullah bin al-Mubarak.

Baca Juga : 10 Berita Terpopuler Sepanjang Tahun 2020, Covid-19 hingga Prostitusi

Sosoknya yang dikenal alim dan ahli ibadah itu, memiliki kebiasaan yang kerap menetap beberapa hari di Makkah, setelah melaksanakan ibadah haji atau umrah.

Suatu ketika, dalam lawatannya ke Makkah, kota suci tersebut mengalami paceklik. Kala itu hujan tak kunjung turun hingga memicu gagal panen.  

Melihat kondisi itu, pemuka agama dan masyarakat berbondong-bondong menuju lapangan untuk melaksanakan salat Istisqa.  

Ibn al-Mubarak pun tentunya tak ketinggalan untuk ikut dalam shalat tersebut.  

Namun, selesai mereka salat dan memanjatkan doa kepada Allah SWT, belum ada sama sekali tanda hujan akan turun. Sampai menjelang malam pun, kondisi hujan tidak berubah.

Keesokan harinya penduduk Makkah kembali melaksanakan salat Istisqa. Namun, hasilnya tetap nihil, tidak ada pertanda hujan turun.

Bahkan hingga salat Istisqa kali ketiga dilaksanakan, hujan tak lekas turun.  

Lantas timbulah niat Ibn bin al-Mubarak untuk melakukan salat minta hujan sendiri di tempat yang sunyi. Tempat sunyi memisahkan diri dari orang-orang untuk berdoa kepada Allah SWT, adalah sebuah gua.

"Mudah-mudahan Allah melimpahkan rahmat-Nya dan mengabulkan doaku sehingga hujan bisa turun," katanya dalam hati, seperti dikisahkan 1001 Kisah Muslim.

Ia berjalan saat orang-orang masih memanjatkan doa-doa. Tempat yang ia tuju adalah perbukitan di sekitar Makkah.

Sampai pada sebuah bukit, Ibn bin al-Mubarak menemukan sebuah gua yang lubangnya hanya bisa dimasuki satu orang dewasa dengan cara menyamping.

Ia lantas mengintip sedikit untuk mengetahui apakah di dalam bisa digunakan untuk salat.  

Akhirnya dia memutuskan untuk masuk dan salat istisqa.

Baru saja Ibnu al-Mubarak masuk, tiba-tiba pemuda berkulit hitam masuk ke dalam gua. Dari pakaian dan penampilannya, pemuda ini terleihat seperti seorang budak.  

Entah sengaja atau tidak, meski mengetahui di dalam gua sudah terdapat orang, pemuda itu tidak menyapa atau mengucapkan salam layaknya orang yang beriman.

Pemuda itu seolah cuek dan langsung salat dua rakat. Setelah mengucap salam, ia meletakkan kepalanya di tanah dan berdoa.

"Ya Allah, sesungguhnya mereka itu adalah hamba-hamba-Mu, mereka telah melaksanakan shalat Istisqa selama tiga hari, tetapi Engkau belum berkenan juga menurunkan hujan. Maka, demi keagungan dan kemuliaan-Mu, aku tidak akan mengangkat kepalaku hingga Engkau menurunkan hujan kepada kami."

Beberapa waktu ia berdoa tiba-tiba datang awan hitam bergulung-gulung, kemudian hujan turun dengan derasnya. Lelaki itu lantas segera mengangkat kepalanya dan keluar gua, berjalan menembus hujan tanpa berkata apa pun.

Melihat itu, Ibnu al-Mubarak tertegun dan segera setelah tersadar.

Ia lalu berjalan mengikuti lelaki hitam menembus hujan.

Ia terus membuntutinya hingga memasuki perkampungan dan pemuda itu memasuki rumah yang cukup bagus. Ibnu al-Mubarak lantas duduk diam di depan rumah itu sampai seseorang keluar.

Ibnu al-Mubarak berkata, "Rumah siapakah ini?"

Lelaki itu berkata, "Rumah Tuan Fulan bin Fulan!!"

"Bisakah saya membeli budak dari dirinya?" Kata Ibnu al-Mubarak lagi.

Lelaki itu berkata, "Bisa dan silakan masuk!!"

Baca Juga : Ketika Orang Indonesia Menemukan Air Terjun di Padang Pasir Arab Saudi

Pemilik rumah lalu menemui Ibnu al-Mubarak sambil membawa seorang budak yang bagus wajahnya dan tampak cekatan, tetapi ia berkata, "Aku tidak menginginkan orang ini, apakah engkau mempunyai budak lainnya?"

"Baiklah!" kata sang pemilik rumah, dan untuk memanggil budak lainnya.

Satu atau dua orang budak lagi ditunjukkan, tetapi Ibnu al-Mubarak berkata, "Aku menginginkan yang lainnya, apakah engkau masih memilikinya?"

Orang itu berkata, "Saya memang masih memiliki satu orang lagi budak, tetapi ia sangat tidak pantas bagi Tuan," katanya.

"Mengapa?," tanya Ibnu al-Mubarak.

"Karena dia seorang yang pemalas, Tuan tidak akan memperoleh manfaat apa-apa dari dirinya," jawab si pemilik rumah.

Ibnu al-Mubarak berkata, "Bawalah dia kemari, aku ingin melihatnya."

Tak lama kemudian budak itu datang dan memang lelaki hitam yang ditemuinya di dalam gua tersebut. Tampak kegembiraan di matanya dan segera ia berkata, "Aku ridha dengan orang ini, berapa engkau ingin menjualnya!"

Orang itu berkata, "Saya dahulu membelinya dua puluh dinar, tetapi sekarang tidak laku walau hanya sepuluh dinar!"

"Saya akan membelinya seharga sepuluh dinar darimu!" kata Ibnu al-Mubarak, yang langsung mengeluarkan uang sepuluh dinar dan memberikannya kepada orang itu.

Ibnu al-Mubarak lalu membawa budak hitam itu ke tempat tinggalnya. Budak hitam lalu berkata "Wahai Ibnu al-Mubarak, mengapa engkau membeli aku, aku tidak akan mengabdi dan melayani dirimu!"

Ibnu al-Mubarak terkejut karena budak itu mengetahui dan menyebut namanya. Padahal, ia belum pernah memperkenalkan diri.

"Bukan seperti itu, justru aku yang akan melayani kamu, siapakah namamu?" ujar Ibnu al-Mubarak.

Budak hitam itu berkata, "Para kekasih Allah tentu mengenal kekasih-Nya!"

Saat pemuda itu akan beranjak untuk berwudhu, Ibnu al-Mubarak segera mengambil air untuknya dan mempersiapkan sandal, serta menunjukkan kamar untuk dirinya.

Di dalam kamar, budak hitam itu melaksanakan salat dua rakaat.  

Ibnu al-Mubarak yang memang sengaja menguping, mendengar dia berdoa setelah shalatnya, layaknya sedang bersyair (berpuisi).

"Wahai Tuhan pemilik rahasia, rahasia telah menjadi nyata (terbuka), saya tidak lagi menginginkan kehidupan ini, setelah rahasia hidupku diketahui," kata pemuda itu dalam doanya.

Namun Ibnu al-Mubarak tidak lagi mendengar suara atau gerakan apa pun dari budak hitam itu.  

Ia pun masuk ke dalam kamar dan mendapati sang pemuda meninggal dunia.

Ibnu al-Mubarak segera mengurus jenazahnya dengan penuh hormat, hingga memakamkannya.

 


Topik

Serba Serbi



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Desi Kris

Editor

Pipit Anggraeni