Selain laporan kebakaran, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Malang, mengalami kenaikan laporan atau permintaan untuk mengevakuasi berbagai jenis hewan liar, khususnya ular yang memasuki permukiman warga.
Hal itu dibenarkan Kepala UPT Damkar Kota Malang Teguh Budi Wibowo, saat diwawancarai, Rabu (2/12/2020). Mulai September saat memasuki penghujan hingga bulan November 2020, terjadi kenaikan lima sampai 10 permintaan untuk mengevakuasi satwa khususnya ular.
Baca Juga : Penggunaan DD Sesuai Sasaran, Pemkab Tulungagung Raih Penghargaan dari Gubernur
"Dibandingkan dengan Januari hingga Agustus, pada bulan September hingga November memang terjadi kenaikan laporan untuk pengevakuasian ular. Di bulan Januari hingga Agustus, rata-rata perbulan kami menerima lima, enam laporan. Namun bulan September hingga November bisa sampai 10 laporan," jelasnya.
Dilanjutkan Teguh, jika ular yang dievakuasi oleh personel Damkar Kota Malang, beragam jenis. Mulai dari ular tak berbisa hingga ular berbisa pernah dievakuasi oleh personel Damkar Kota Malang.
"Kami pernah evakuasi ular python, ular hijau ekor merah, ular koros, ular kopi hingga ular berbisa seperti ular kobra. Rata-rata masuk ke dalam rumah," jelasnya.
Dalam proses pengevakuasian, personel Damkar Kota Malang selalu mengedepankan safety atau keamanan. Termasuk hewan liar yang akan dievakuasi. Untuk evakuasi ular, petugas selalu membawa peralatan grab stik dan juga hook.
"Beruntung selama ini, masih belum ada kejadian personel digigit ular. Tapi kami harapkan itu tidak ada. Para personel sendiri telah banyak berlatih untuk mengevakuasi ular," ungkapnya.
Setelah dievakuasi, ular tersebut kemudian tak lantas dilepas liarkan langsung. Ular yang dievakuasi ditempatkan sementara pada ruangan khusus satwa yang dimiliki Damkar Kota Malang.
"Bilamana nantinya ada yang ingin memelihara, misal dari komunitas, akan kita buatkan berita acara ya supaya nantinya bisa benar-benar dipelihara. Kita lihat dulu latar belakang mereka. Tapi biasanya yang sering mengambil teman-teman Damkar sudah paham mereka, kebanyakan dari komunitas," bebernya.
Baca Juga : Tinjau Lokasi Banjir, Ini Pesan Bupati Bojonegoro
Sementara itu, banyaknya ular yang masuk ke rumah warga, diduga Teguh lantaran habitatnya mungkin terusik ataupun bisa saja terpengaruh musim dan suhu yang panas, sehingga ular ke luar dari sarangnya.
Pihaknya juga mengimbau, untuk mencegah adanya ular masuk ke dalam rumah, masyarakat diharapkan selalu rutin mengecek dan membersihkan halaman rumah atau tumpukan-tumpukan yang ada di sekitar rumah.
"Tapi kami imbau, jangan dibunuh bila mendapati ular. Pastikan jika memang masuk rumah kunci seluruh pintu dan segera lapor ke kami. Kami akan segera datang untuk mengevakuasi," pungkasnya.