PWI Malang Raya berupaya menciptakan "Wartawan Tangguh" melalui diskusi publik yang diselenggarakan di tengah pandemi covid-19. Harapannya, dengan diskusi publik ini wartawan bisa komitmen menjaga protokol kesehatan di tengah aktivitasanya yang pada.
Sebagai pemateri mantan jubir Satgas covid-19 dr. Husnul Mu’arif menyebut bahwa wartawan ketika beraktivitas rutin setiap hari harus tetap komitmen dan istiqomah menerapkan protokol kesehatan.
Baca Juga : Pagar Rumah Dinas Wali Kota Surabaya Ditutup Tinggi Jadi Rasan-Rasan
Sebab, menurut Direktur RSUD Kota Malang ini wartawan saat ini belum memperhatikan pada social dan physical distancing-nya ketika wawancara dengan narasumber.
"Untuk itu, kondisi nyaman dan aman serta sehat menjadi hal penting dan utama bagi teman wartawan untuk diprioritaskan menjaga kesehatannya ketika beraktifitas di lapangan,” sebut dr. Husnul.
Untuk gejala terpapar covid-19 pada diri seseorang. dr Husnul menjelaskan di antaranya adalah demam atau meriang, batuk, nyeri tenggorokan, sesak nafas deras diare. “Namun demikian, kekebalan imun seseorang memiliki kadar yang berbeda antara satu dengan lainnya. Penanganan dan penyembuhannya pun juga berbeda taraf percepatannya,” jelasnya.
Sementara itu, untuk potensi mudah terpapar covid-19 adalah penyakit hipertensi dan diabetes. Selanjutnya, kebiasaan kurang baik dalam hal kesehatan biasanya dianggap sepele bagi seseorang.
“Perlu diwaspadai pula ketika ada seseorang batuk dan bersin tanpa masker. Di situ akan banyak virus bertebaran sebanyak 3000 hingga 10.000,” bebernya.
Baca Juga : Foto-foto Peserta Giveaway Tsunami 1.260 Kabupaten Malang, Ada Karikatur Lucu Pantai Balekambang
Pemateri kedua, PWI Malang Raya mendatangkan Yunanto, yang merupakan salah satu wartawan senior yang sudah Malang melintang di dunia jurnalistik.
Yunanto secara tegas menyebut bahwa wartawan yang berkiprah saat ini belum memiliki ruh jurnalistik sesungguhnya. "Banyak saya temui wartawan itu ternyata belum paham sepenuhnya tentang jurnalistik sebenarnya itu seperti apa," singgung Yunanto.
Ia mencontohkan, jika menjadi wartawan kriminal harus paham dengan tupoksi Polisi seperti apa berikut di bidang lainnya. "Nah saya harap PWI Malang Raya bisa mengadakan suatu diklat, jadi wartawan supaya bisa dibentuk benar-benar. Jika tidak memenuhi ya tidak usah diberi kartu," tegasnya.