Baliho pembelaan terhadap Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini akhirnya terpasang di beberapa titik Kota Pahlawan.
Baliho tersebut menggambarkan Risma hendak menangis atau sedang mewek. Sementara pada bagian bawah gambar tertulis BELA BU RISMA, SELAMATKAN SURABAYA. Serta juga #LawanPremanisme
Gambar tersebut tampak di beberapa jalan utama Surabaya seperti di Jalan Genteng Kali, Jalan Pahlawan, serta Jalan Babatan. Pemasangan diperkirakan dilakukan pada Sabtu (28/11) dini hari.
Sebelumnya, Kepala BPB Linmas Pemkot Surabaya Irvan Widyanto menginstruksikan seluruh camat serta lurah memasang baliho di wilayahnya masing-masing. Yakni, sebagai pembelaan terhadap Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Pembelaan tersebut buntut dari beredarnya video viral dengan durasi 19 detik oleh sejumlah orang yang berteriak "Hancurkan Risma".
Ketika dikonfirmasi, Irvan membenarkan telah mengeluarkan instruksi untuk memasang banner serta baliho untuk membela Tri Rismaharini. "Bu Risma adalah wali kota Surabaya. Lurah, camat dan saya adalah bawahan ibu wali kota," ujarnya kepada media ini.
Beredarnya baliho Risma di jalanan Kota Surabaya ini juga mendapat komentar dari putra sulung salah satu pendiri PDI Perjuangan, Jagad Hari Seno. Anak tertua almarhum Soetjipto ini menyebut jika Risma telah memainkan sebuah drama baru saat ini.
"Untuk menguasai PDI Perjuangan Kota Surabaya, sekarang memainkan drama politik ala drama Korea. Berpura-pura menjadi korban yang terzalimi, bahkan menggerakkan segelintir orang yang meneriakkan kata kasar dan kotor. Berdemo untuk membela Risma yang seolah-olah terzalimi," ujarnya.
Menurut dia, Risma telah memerintahkan lurah beserta camat untuk ikut memasang spanduk bela Risma. "Agar Risma terzalimi lebih tampak meyakinkan dan jelas-jelas mengabaikan prinsip netralitas ASN," jelasnya.
Seno pun kemudian merasa heran dengan adanya baliho tersebut. "Siapa yang menzalimi Risma? Apakah pegawai kontrak yang dipecat Risma, itu yang menzalimi risma? Apakah ASN yang dimaki-maki dengan kata kasar dan merendahkan, dan yang di-non-job, itu yang menzalimi risma?," ujarnya.
Seno bahkan merasa semangat kembali dengan pemberontakan yang telah dilakukan para loyalis ayahnya dahulu dengan beredarnya video viral 19 detik yang menentang Risma.
"Mendengar yel-yel kembali diteriakkan dengan lantang, penuh semangat dan riang gembira, mengingatkan kembali ketika banteng-banteng Kota Surabaya dengan gigih melawan kekuatan oligarki orde baru. Dengan mengibarkan panji-panji PDI Perjuangan Kota Surabaya. Merdeka," imbuh kakak dari Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana ini.
Terpisah putra sulung dari Tri Rismaharini, Fuad Bernardi masih menyayangkan adanya video yang berteriak "Hancurkan Risma". "Karena ibu masih menjabat wali kota Surabaya. Mungkin maksudnya menghancurkan berarti program-program yang dirintis selama 10 tahun akan dihancurkan," ujarnya.