Jelang akhir tahun 2020 berbagai daerah tengah berupaya untuk melakukan Recovery atau pemulihan perekonomian di era New Normal atau adaptasi tatanan kehidupan baru di tengah pandemi Covid-19.
Kota Malang salah satu yang turut memprioritaskan hal itu agar kondisi ekonomi di masyarakat kembali normal. Apalagi, sejak merebaknya Covid-19 di bulan Maret lalu hingga saat ini, Kota Malang telah mengalami setidaknya 5 kali deflasi. Yakni, di Bulan Maret, April, Agustus, September, dan Oktober.
Baca Juga : Gebyar Promo Akhir Tahun Apartemen The Kalindra Malang, Angsuran Cuma 1,2 Juta!
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Malang, Azka Subkhan Aminurridho mengatakan saat ini yang menjadi fokus utama dalam Recovery ekonomi adalah perihal pengendalian inflasi.
Adapun strategi yang dilakukan, salah satunya memaksimalkan sektor pariwisata dengan meningkatkan okupansi hotel. Kemudian, menggelar pameran Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dengan tetap menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. "Sekarang itu yang dilakukan seperti pameran UMKM secara terbatas dengan protokol kesehatan, hal-hal yang menumbuhkan ekonomi itu kita tingkatkan. Memanfaatkan perhotelan untuk kegiatan meski tetap terbatas, itu akan membantu menaikkan occupansi hotel," jelasnya.
Saat ini, Azka menyebut ada beberapa komiditas bahan pokok yang dinilai akan mampu mengendalikan inflasi di momen Natal dan Tahun Baru 2021 mendatang.
Beberapa komoditas yang mulai mengalami kenaikan harga meskipun tidak terlalu banyak, yakni komoditas bawang merah dan daging ayam. "Tidak terlalu tinggi (kenaikan harga dua komoditas bawang merah dan daging ayam), sehingga perlu diwaspadai, tapi bolehlan naik sedikit. Sata melihatnya nanti arah-arahnya itu Inflasi tipis mudah-mudahan ya, jangan deflasi lagi. Ekonomi nanti nggak bisa bergerak (kalau deflasi terjadi lagi)," imbuhnya.
Tak hanya menggairahkan geliat pelaku usaha di bidang ekonomi saja, melainkan daya beli masyarakat juga berpengaruh akan pencapaian inflasi nantinya.
Baca Juga : Mau Kerja dengan Gaji Rp 4 Juta Lebih, Pilih 5 Daerah ini di Jatim!
Salah satu caranya dalam meningkatkan daya beli masyarakat yaitu melalui bantuan sosial (bansos). Artinya, semakin banyak bansos yang digelontorkan kepada masyarakat terdampak maka akan terhitung banyak pula pihak-pihak yang berbelanja kebutuhan bahan pokok.
"Daya beli masyarakat dalam kondisi seperti ini sumbernya dari mana? Bansos. Itu yang harusnya digelontorkan, dilaksanakan dengan sebaik-baiknya pada masyarakat yang berhak menerima. Jadi dengan Bansos itu daya beli masyarakat naik, sektor ekonomi juga terbangun. Lha sekarang ini kalau jualan nggak ada yang beli ya gimana," tandasnya.