Pasangan calon (paslon) Bupati dan Wakil Bupati Malang nomor urut dua yakni Lathifah Shohib-Didik Budi Muljono (LaDub) kembali blusukan ke wilayah Singosari dan bertemu para pelaku seni budaya.
Pada pertemuan tersebut, Calon Bupati Malang nomor urut dua yakni Lathifah Shohib membicarakan berbagai macam potensi seni dan budaya di Kabupaten Malang serta membicarakan bagaimana seni dan budaya khas Kabupaten Malang dapat menasional hingga internasional.
Baca Juga : Debat Publik Kedua Pilkada Kabupaten Malang: Paslon Lebih Siap Materi, Kurang Manajemen Waktu
"Agar tetap lestari di tengah kemajuan zaman, nantinya saat saya terpilih menjadi Bupati Malang bakal membuat kalender tahunan budaya. Tidak hanya regional tapi juga nasional bahkan tidak menutup kemungkinan bakal go internasional," ungkapnya kepada pewarta, Minggu (22/11/2020).
Perempuan yang pernah menjabat sebagai anggota DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) RI dua periode di Komisi X ini, yang salah satunya membidangi pariwisata menjelaskan, bahwa peluang kesenian dan kebudayaan khas Kabupaten Malang untuk menasional hingga go internasional sangat terbuka lebar.
"Kebetulan saya sempat di komisi X DPR RI yang membidangi pariwisata dan budaya. Peluang go internasional sangat terbuka lebar, lantaran kita akan berkolaborasi dengan Kementerian Pariwisata lewat publikasi di website mereka agar budaya khas Kabupaten Malang bisa dikenal dunia internasional," jelasnya.
Nantinya, jika peluang ini dapat ditangkap oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang ke depan, salah satu dampak positif yang bakal diterima oleh Pemkab Malang adalah peningkatan jumlah wisatawan yang akan menikmati seni dan budaya Kabupaten Malang.
Selain itu, paslon LaDub jika nantinya terpilih memimpin Kabupaten Malang akan mengeluarkan kebijakan strategis yang bersifat mengayomi dan mengembangkan budaya tradisional.
Sehingga kekayaan warisan budaya tradisional Kabupaten Malang mampu berkiprah dan menjangkau lebih luas. Salah satunya dengan memberikan stimulus pengembangan dan ruang aktualisasi untuk menjaga eksistensi mereka.
Baca Juga : Dukungan Alumni Santri Ponpes Besar di Jatim Mengalir ke Paslon LaDub
Perempuan yang merupakan cucu dari salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) yakni KH. Bisri Syansuri ini juga saat blusukan ke Singosari cukup antusias sambutan dari pemerhati Budaya Jawa dan pelaku kesenian tradisional seperti jaranan dan campursari.
"Kabupaten Malang dikenal sebagai daerah yang penuh sejarah dan budaya bahkan tercatat dalam sejarah bahwa di Kabupaten Malang adalah cikal bakal terbentuknya kerajaan Singhasari dan Majapahit," ujar perempuan yang akrab disapa Bu Nyai ini.
Terlebih lagi di Kabupaten Malang masih ada para pelaku kesenian dan kebudayaan yang masih melestarikan, hingga turun temurun sampai anak cucunya. Hal ini juga menunjukkan upaya dari masyarakat sendiri yang menjaga warisan kesenian dan kebudayaan asli Kabupaten Malang.
"Di era zaman yang maju, kesenian dan budaya tradisional harus terus dilestarikan. Karena jika hal itu dibiarkan maka akan berpengaruh terhadap generasi milenial yang tidak tertarik terhadap kesenian tradisional," pungkasnya.