Jahe merupakan salah satu tanaman yang biasanya digunakan untuk campuran bahan masakan. Selain itu jahe juga bisa dibuat sebagai minuman hangat untuk melegakan tenggorokan.
Tanaman rempah ini diketahui memiliki kandungan gizi yang tinggi. Bahkan jahe juga bisa sebagai bahan obat, jamu tradisional hingga kosmetik kecantikan.
Baca Juga : Berusia Satu Dekade, Gojek Cetak Transaksi Lebih dari Rp 170 Triliun
Tanaman yang berasal dari Asia Pasifik ini tersebar luas dari India hingga Cina. Di Indonesia sendiri terdapat tiga jenis jahe yakni jahe merah, jahe putih kecil dan jahe putih besar. Tiga jenis jahe itu bisa dibedakan melalui ukuran dan warna kulit.
Dalam membudiyakan jahe tentunya tak sembarangan. Ada beberapa langkah dan peralatan yang harus dibutuhkan agar jahe bisa tumbuh dengan baik.
Perawatan tanaman rempah ini juga terbilang mudah.
Berikut ulasan tentang cara menanam jahe dengan benar:
1. Tentukan lokasi tanam tanaman jahe
- Tanaman jahe sebaiknya ditanam di lokasi yang memiliki curah hujan tinggi yaitu di kisaran angka 2500 hingga 4000 mm per tahun.
- Tanaman jahe dapat tumbuh subur di lokasi yang memiliki kelembapan udara yang cukup tinggi yaitu 60 hingga 90 persen serta disarankan memiliki suhu optimum yang berkisar antara 20 hingga 25 derajat celcius.
- Ketika tanaman jahe berusia 2,5 hingga 7 bulan atau lebih, tanaman ini memerlukan pancaran sinar matahari secara langsung dengan intensitas cahaya yang masuk sebesar 70 hingga 100 persen.
- Disarankan di tempat yang terbuka namun diberi naungan agar memberikan pengaruh yang cukup baik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jahe.
- Lokasi harus memiliki tanah yang subur, gembur dan banyak memiliki kandungan bahan-bahan organik, serta memiliki tekstur tanah yang baik seperti bertekstur lempung berpasir, tekstur tanah yang liat dan berpasir serta memiliki tekstur tanah laterik.
- Jenis tanah yang paling baik untuk ditanam tanaman jahe adalah tanah andosol, latosol merah coklat dan pada lahan hutan yang baru dibuka.
2. Mulai pembibitan
Proses pembibitan tanaman jahe dilakukan secara vegetatif, artinya tanaman jahe ditanam dengan menumbuhkan tunas-tunas yang ada pada rimpang jahe, berikut syarat-syarat yang harus dipenuhi agar bibit dapat tumbuh menghasilkan tanaman jahe yang berkualitas, di antaranya:
- Pertama-tama kalian pilih bibit yang akan ditanam sebaiknya berasal dari tanaman yang sehat dan terbebas dari segala macam penyakit dan hama.
- Kemudian apabila bibit yang digunakan untuk penanaman berasal dari tanaman jahe, maka bibitnya harus berasal dari tanaman jahe yang ketika pada masa pemanenannya di panen pada usia 10 hingga 12 bulan.
- Kondisi dari rumpun induk tanaman jahe harus memiliki pertumbuhan yang normal, kekar dan tidak terserang hama ataupun penyakit.
- Selanjutnya ketika rimpang jahe hendak dijadikan bibit tanaman, maka haruslah memiliki kondisi yang baik dengan memiliki ciri-ciri rimpang yang mulus, tidak ada bagian bibit yang busuk, warna tidak pucat dan mengkilat, serta tidak terkena hama ataupun penyakit.
Setelah memilih bibit tanaman jahe yang akan kalian tanam, maka selanjutnya kalian persiapkan tempat untuk proses pembibitan sebelum nantinya dipindahkan ke lokasi tanamnya.
Tempat proses pembibitan bisa dilakukan dengan dua teknik cara yang biasa dilakukan oleh petani jahe, pertama yakni dengan teknik peti kayu dan cara kedua ialah dengan teknik bedengan atau gundukan-gundukan tanah.
Teknik Peti Katu

Pertama kalian harus siapkan semacam peti atau tempat penampungan yang terbuat dari kayu.
Setelah itu kalian jemur terlebih dahulu rimpang tanaman jahe yang akan digunakan sebagai bibit, namun perlu diingat, proses penjemuran tidak direkomendasikan dilakukan penjemuran sampai kering.
Kemudian setelah dijemur, lakukan penyimpanan dalam durasi 1 hingga 1,5 bulan.
Setelah disimpan selama 1 sampai 1,5 bulan, kalian lakukan pematahan terhadap rimpang tanaman jahe nya hingga terpotong tiap jahe menjadi 3 hingga 5 mata tunas.
Setelah dipotong kalian masukan ke dalam tempat lalu kemudian masukkan campuran larutan fungisida serta zat untuk melakukan pengatur pertumbuhan tanaman selama kurang lebih 1 menit, dan setelah itu potongan tadi dikeringkan kembali.
Terakhir, masukan potongan ke dalam peti kayu yang telah dibuat.
Kalian lakukan penyemaian dengan cara meletakkan potongan bibit pada bagian dasar, pada lapisan atasnya kalian letakkan abu gosok atau bisa juga menggunakan sekam padi, kalian lakukan pelapisan tersebut secara bergantian hingga pada lapisan paling atasnya adalah abu gosok atau sekam padi.
Setelah itu kalian tunggu 2 hingga 4 minggu, karena pada usia itu bibit jahe sudah tumbuh tunas dan siap dipindahkan untuk ditanam pada lokasi penanaman.
Teknik Bedengan atau Gundukan-Gundukan Tanah

Pertama yang harus disiapkan adalah buat rumah penyemaian sederhana dengan memiliki ukuran 10 × 8 meter untuk kapasitas penanaman bibit sebanyak 1 ton.
Kemudian pada rumah penyemaian kalian buat semacam bedengan dari tumpukan jerami yang memiliki ketebalan sebesar 10 cm.
Nantinya rimpang tanaman jahe disusun pada bedengan jerami lalu ditutup jerami dan di atasnya diberi rimpang kembali demikian seterusnya hingga terdapat 4 susunan lapis rimpang dengan pada bagian atasnya berupa jerami.
Perawatan yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas bibit adalah melakukan penyiraman setiap hari dan sebaiknya sesekali melakukan penyemprotan dengan menggunakan cairan fungisida agar tanaman terhindar dari serangan hama dan penyakit.
Terakhir, setelah menunggu waktu hingga 2 minggu, kalian perhatikan pada bagian rimpang tersebut biasanya sudah muncul tunas. Kemudian, kalian perlu menyeleksi bibit mana yang memiliki kualitas yang baik, jangan sampai ada bibit yang memiliki kualitas buruk ikut tertanam.
Kalian bisa melakukan seleksi dengan cara mematahkan bibit hingga setiap potongan pada bibit terbentuk 3 hingga 5 mata tunas dan memiliki berat di kisaran 40 hingga 60 gram.
Setelah terseleksi, kalian masukan ke dalam suatu tempat kemudian masukkan campuran larutan fungisida selama 8 jam lamanya, kemudian bibit kalian jemur dengan kisaran waktu 2 hingga 4 jam sebelum siap ditanam di lokasi penanaman.
3. Olah Media Tanam Tanaman Jahe
Langkah selanjutnya ketika kalian telah siap menentukan lokasi tanam dan telah menyiapkan bibit yang berkualitas, maka kalian lakukan proses pengolahan media tanam di lokasi penanaman.
Kalian bajak lahan tersebut dengan cara mencangkulnya dengan kedalaman sekitar 25 hingga 35 cm. Lahan yang telah dicangkul tadi kalian diamkan dan jemur terlebih dahulu selama kurang lebih 1 minggu sebelum kalian bajak dan cangkul untuk kedua kalinya untuk proses penggemburan tanah.
Kemudian kalian bentuk bedengan apabila lokasi tempat penanaman memiliki sirkulasi drainase air tanah yang buruk, karena bedengan berfungsi sebagai pembentuk aliran air agar air tidak tergenang di tempat yang sama, karena air yang tergenang hanya akan membuat tanaman jahe menjadi rusak.
Kalian buat bedengan dengan ukuran tinggi berkisar antara 20 hingga 30 cm dengan ukuran lebar 80 hingga 100 cm, untuk panjang dari bedengan sendiri dikondisikan dengan penyesuaian luas lahan yang digunakan.
4. Tanam Tanaman Jahe
Selanjutnya ialah kalian lakukan proses penanaman tanaman jahe.
Pertama-tama kalian buat lubang-lubang kecil sebagai media tanam tanaman jahe, lubang-lubang tersebut disarankan memiliki ukuran kedalaman 3 hingga 7,5 cm.
Selanjutnya setelah bedengan telah siap dilubangi, maka kalian lakukan proses penanaman dengan cara melekatkan bibit rimpang jahe yang telah dipilih secara direbahkan dan mata tunas dihadapkan keatas lalu dimasukkan ke dalam lubang-lubang yang telah disiapkan.
Setelah itu bibit ditutup dengan menggunakan tanah dengan ketebalan kurang lebih 5 cm. Penanaman sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan tiba.
5. Rawat Tanaman Jahe
Perawatan tanaman jahe bisa dibilang cukup mudah.
Perawatan dilakukan setelah proses penanaman berumur 6 hingga 8 minggu kalian beri pupuk susulan yaitu pupuk TSP dan KCL dengan dosis masing-masing sebanyak 125 kg per hektar.
Pupuk kemudian ditaburkan ke sekeliling tanaman dan usahakan tidak terkena batang atau rimpang jahenya.
Kemudian pupuk ditutup dengan menggunakan tanah. Kemudian untuk perawatan selanjutnya ialah:
Baca Juga : Tingkatkan Ekonomi Petani Kopi Desa Taji, FPP UMM Kenalkan Teknologi Pasca-Panen
Lakukan proses penyulaman pada tanaman jahe, penyulaman dilakukan segera setelah kalian melihat adanya bibit jahe yang tidak tumbuh dengan baik atau bibit jahe yang mati.
Kemudian lakukan proses penyiangan, proses ini berguna untuk membersihkan areal pertanaman dari rumput liar atau tanaman gulma pengganggu lainnya. Hal ini berguna agar tanaman jahe dapat tumbuh maksimal.
Setelah itu kalian lakukan monitoring, hal ini berguna untuk tanaman jahe agar terbebas dari serangan hama ataupun penyakit, karena dalam monitoring kalian harus melakukan pengamatan secara rutin untuk mengetahui bagaimana perkembangan pertumbuhan tanaman jahe.
6 Panen jahe

Ciri tanaman jahe ketika sudah berada pada usia siap panen ialah sudah masuk usia 4 bulan untuk jahe yang digunakan sebagai bahan penyedap masakan dan usia 10 hingga 12 bulan untuk jahe yang digunakan untuk dijual ke pasaran.
Kemudian ciri berikutnya ialah warna daun yang berubah dari hijau menjadi kuning dan semua batangnya telah mengering.
Untuk cara panen yang baik dan benar, pertama-tama yang kalian lakukan ialah tanah lokasi penanaman kalian bongkar dengan sangat hati-hati dengan menggunakan garpu atau cangkul, jangan sampai mengenai rimpang jahenya.
Disarankan untuk memanen di awal musim kemarau, karena apabila di panen pada musim hujan hanya akan merusak kualitas rimpang jahe itu sendiri.
Selain cara menaman jahe, kami juga akan memberikan bagaimana cara menanam cabe.
Cabai atau cabe merupakan salah satu tanaman yang memiliki sensasi pedas. Jenis tanaman cabe juga beraneka ragam. Tak hanya cabe hijau dan rawit saja. Ada banyak jenis cabe yang tumbuh di Indonesia.
Cabe merupakan tanaman yang dibudidayakan baik untuk skala industri maupun hanya untuk ditanam di pekarangan rumah. Agar cabe bisa tumbuh dan menghasilkan kualitas baik, berikut tips cara menanam cabe dengan benar:
1. Pahami tanaman cabe
Jenis cabe yang biasa dibudidayakan oleh petani ialah cabe merah panjang. Jenis cabe tersebut sering sekali ditemui di pasar atau pun supermarket.
Untuk membudidayakan jenis cabai ini di daerah tropis khususnya di Indonesia, terutama di ditanam di dataran rendah dan akan memiliki hasil yang kurang memuaskan apabila di tanam di dataran tinggi.
2. Tentukan lokasi lahan
Selanjutnya tentukan lokasi untuk menanam cabe. Hal ini tentunya sangat penting untuk terciptanya hasil cabe yang sempurna saat panen tiba.
Berikut tips untuk menentukan lokasi lahan penanaman cabe:
- Permukaan tanah harus berada diantara ketinggian 300 hingga 2.000 meter diatas permukaan laut (mdpl).
- Suhu atau temperatur menjadi sangat krusial, suhu yang ideal untuk penanaman cabai haruslah berada di angka sekitar 24 derajat celcius.
- Pastikan kelembapan dari lokasi penanaman tidak terlalu tinggi. Cabai yang ditanam di area lembab bisa mudah busuk.
- Tanaman cabai sebaiknya ditanam di lokasi yang terkena cahaya matahari secara langsung sepanjang hari
- Cabai bisa ditanam di tanah bekas padi alias sawah, karena sawah memiliki tanah yang gembur dan kaya akan unsur hara serta memiliki persediaan air tanah yang cukup
- Tanaman cabai haruslah ditanam di tanah yang memiliki PH berkisar antara 5 hingga 7, agar tanaman tidak busuk atau gagal panen.
3. Pilih bibit dengan baik
Setelah menentukan lokasi, maka kalian harus menentukan bibit cabe dengan baik.
Berikut adalah beberapa tips agar supaya kalian mendapatkan benih dengan kualitas yang baik dari hasil tanaman cabai:
- Jika kalian membeli dari petani cabai atau pun dari penjual benih di toko benih, kalian bisa memulai untuk melakukan penyemaian terlebih dahulu untuk mendapatkan kualitas benih cabai yang berkualitas.
- Agar benih cabai kalian dapat cepat tumbuh tunas, kalian bisa melakukan penggunaan media semai yaitu berupa tanah yang telah dicampur dengan sekam dan pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1 : 1
- Kemudian taburi benih tanaman cabai diatas media tanam, setelah itu tutup tipis dengan tanah dari hasil campuran tadi hingga benar-benar tertutup. Ingat, jangan terlalu tebal dan banyak dalam melapisinya.
- Setelah itu letakkan di ruangan yang memiliki penyinaran yang minim dan tutup permukaan media semai dengan kain hitam yang telah dilubangi sehingga terlihat seperti kain yang memiliki pori-pori yang besar.
- Setelah semua siap, tunggu hingga tunas pada benih muncul dengan ketinggian 5 hingga 10 cm untuk bisa dipindahkan ke media tanam setelah 3 hingga 5 hari.
Lalu, bagaimana cara pengambilan benih cabai?
Untuk mendapatkan beni cabe bisa dilihat dari fisiknya, ukuran induk yang besar dan bentuk yang sempurna dan sehat.
Lalu biarkan cabai mengering dan pilih buah cabe dari hasil diantara periode panen ke 4 hingga ke 6 karena didalam periode ini, akan menghasilkan benih cabai yang optimal.
Kemudian setelah dipanen, ambil alat pemotong untuk memotong cabai menjadi 3 bagian. Yang pertama ambil biji pada potongan bagian tengah, karena bagian tengah merupakan bagian biji cabai yang lebih berkualitas dibanding kedua potongan bagian depan dan belakang.
Rendam biji cabai yang telah diambil di bagian tengah tadi ke dalam air bersih. Kemudian pilihlah biji yang tenggelam dalam air dan jangan kalian ambil biji yang terapung diatas air bersih tersebut. Angkat biji benih cabai dari rendaman air bersih tersebut untuk dikeringkan selama 3 hari atau lebih.
4. Semai benih cabe
Setelah memilih bibit maka langkah selanjutnya yakni menyemai benih, alias persiapan pertumbuhan awal tanama cabe.
Penyemaian ini berguna untuk menyeleksi benih-benih yang sudah benar-benar tumbuh dan kuat untuk nantinya ditanam pada lahan yang lebih luas.
Kalian siapkan media tanam dan polybag yang memiliki ukuran 5 x 10 cm. Media tanam yang disarankan berisi campuran tanah, pupuk kompos dana rang sekam dengan perbandingan 1 : 1 : 1 yang diaduk hingga tercampur dengan rata. Kemudian, isilah polybag tersebut dengan media tanam yang telah disiapkan hingga mencapai ¾ bagian.
Rendamlah benih terlebih dahulu pada air hangat sekitar 6 jam. Hal ini untuk merangsang pertumbuhan benih.
Tanam benih tipis-tipis kira-kira berukuran sedalam 1,5 cm, kemudian tutupi kembali dengan media tanam. Simpan ditempat yang aman dari segala macam serangan makhluk hidup.
Siram benih tersebut dengan air bersih setiap pagi dan sore hari agar setelah berumur 1 bulan lamanya kalian dapat melihat benih tersebut telah tumbuh menjadi bibit cabai.
5. Olah lahan tanam

Berikut tips mengolah lahan agar tanaman cabai tumbuh dengan baik.
Buat gundukan tanah dengan berukuran tinggi 40 cm dan lebar 1 m. Buat jarak antar gundukan tanah sebesar 60 cm. Agar memudahkan kalian dalam pemeliharaan, buatlah panjang gundukan tanah maksimal 15 m.
Lakukan pemberian dolomit atau kapur pertanian sebanyak 2 hingga 4 ton per hektar saat proses pembajakan dan pembuatan lahan agar terhindar dari serangan virus yang membuat daunnya terlihat pucat.
Beri pupuk kompos, tambahan pupuk KCL, pupuk urea pada setiap gundukan tanah secara merata yang masing-masing pupuk kompos sebanyak 20 ton per hektar, pupuk KCL sebanyak 200 kg per hektar dan pupuk urea sebesar 350 kg per hektar.
Beri mulsa plastik untuk menutupi gundukan tanah.
Buatlah lubang tanam dengan ukuran kedalaman 10 cm atau bisa disesuaikan dengan ukuran polybag yang telah disemai benih cabai dalam setiap gundukan tanah sebanyak 2 baris dan beri jakar sekitar 60 hingga 70 cm.
Lubang tanam sebaiknya dibuat tidak sejajar atau dibuat zig zag.
6. Rawat tanaman cabai

Setelah tahapan di atas selesai, kalian tinggal menaruh polybag yang telah terisi oleh benih yang telah disemai ke dalam gundukan tanah tersebut.
Nantinya kalian hanya akan melakukan perawatan yang tepat pada tanaman cabai agar mendapatkan hasil yang maksimal:
Pertama, lakukan penyiraman secara rutin dengan menggunakan air bekas cucian beras agar cabai dapat cepat berbuah. Penyiraman dilakukan di pagi dan sore hari.
Kedua berikan beberapa vitamin untuk memberi nutrisi pada tanaman cabai dan melakukan pemupukan lanjutan yang dilakukan setiap 2 minggu sekali.
Sambil memberi pupuk tambahan, kalian perlu menambahkan kadar tanah pada media tanam karena tanahnya akan selalu terkikis seiring kalian melakukan penyiraman.
Langkah paling terakhir dalam penanaman tanaman cabai adalah tunggu hingga cabai siap dipanen dan perlu diingat, ketika cabai di panen hindari mencabut buah cabai karena akan dapat merusak tekstur tanaman sehingga akan sulit dipanen lagi.
Lakukan pemanenan dengan cara memotong bagian batang cabai dengan menggunakan tangan ataupun alat pemotong lainnya seperti gunting.