Keberadaan nabi palsu tentu sudah banyak didengar sejak Nabi Muhammad SAW menyiarkan Islam. Setelah Rasulullah SAW wafat pun, keberadaan nabi palsu masih ditemui. Salah satunya adalah pada masa kepemimpinan Abu Bakar As-Shidiq, tepat setelah Rasulullah SAW wafat.
Nabi palsu yang cukup dikenal itu adalah Musailamah Al Kadzab dan Sajjah binti Al-Harits in Suwaid bin Aqfan at-Tamimiyah. Keduanya menyatakan diri sebagai nabi dan utusan Allah SWT. Bahkan untuk memperkokoh kedudukan, keduanya melangsungkan pernikahan sebagaimana dikuti dari Channel Youtube Cerdasta Official.
Baca Juga : Jelang Pilkada Banyuwangi, Formula Satu Dapat Pembinaan
Sajjah binti al-Harits sendiri merupakan satu-satunya nabi palsu wanita dari Bani Thamim. Dia merupakan dukun yang mengaku sebagai nabi pada masa Abu Bakar As-Shidiq memimpin. Dia dihormati karena dukun ketika itu memang memiliki kedudukan dan sering dimintai pendapat layaknya seorang hakim.
Sedangkan Bani Tamim sendiri merupakan kabilah besar di Arab dan memiliki kedudukan terhormat, baik pada masa jahiliah maupun ketika masa Islam.
Bani Tamim dikenal pemberani dan dermawan. Banyak pahlawan dan dukun yang lahir dari Bani Tamim tersebut. Salah satunya Sajjah binti al-Harits yang dianggap ketokohannya lantaran statusnya sebagai dukun dan darah biru yang mengalir pada dirinya. Dia berasal dari Bani Yarbu' yang merupakan pembesar Bani Tamim.
Sajjah menyatakan kenabian pasca Rasulullah SAW wafat. Motivasinya adalah lantaran ia sangat fanatik pada sukunya dan cinta popularitas. Namun syiar Sajjah tak banyak diterima oleh masyarakat ketika itu. Dia pun selalu menyerukan untuk menyerang Madinah dan kepemimpinan Abu Bakar As-Shidiq.
Ketika Sajjah merasa mulai putus asa dengan dukungan yang tak banyak dari pengikutnya, dia mulai membidik Yamamah. Di sana pun terdapat nabi palsu, yaitu Musailamah Al kadzab yang juga memiliki keinginan menyerang Madinah dan Abu Bakar As-Shidiq.
Namun kehadiran Sajjah di Yamamah sempat membuat Musailamah sedikti khawatir. Pasalnya, saat itu dia tengah bersiap menyerang Islam dan pasukan Islam pun sudah bersiap dengan kekuatan penuh. Musailamah juga mendapatkan banyak temanan luar biasa.
Baca Juga : Viral Tampilan Suzuki Satria Berlapis Koin Berkilau, Warganet: Kalau Parkir Tinggal Nyomot
Maka Musailamah kemudian melakukan negoisasi dengan Sajjah. Hingga akhirnya keduanya sepakat memperkokoh kedudukan dengan ikatan pernikahan. Keduanya pun menggelar resepsi pernikahan. Selain itu, Sajjah juga dijanjikan separo hasil bumi Yamamah.
Maka setelah tiga hari pernikahan itu, Sajjah kembali ke kaumnya dengan membawa separo hasil bumi seperti yang dijanjikan Musailamah. Sedangkan Musailamah melakukan peperangan dan mati dalam peperangan melawan umat Islam tersebut.
Sementara Sajjah dikisahkan hidup bersama kaumnya. Lalu tak lama ia kembali memeluk Islam dan meninggal dalam kondisi memeluk Islam.