Akses penutupan ruas jalan karena progress pembangunan proyek Kayutangan Heritage tak hanya berdampak bagi pengguna kendaraan yang mengalami macet. Kabarnya, para pedagang di kawasan tersebut juga merasa terdampak lantaran pendapatannya menurun drastis.
Hal itu disampaikan beberapa pedagang saat dikunjungi oleh Komisi B DPRD Kota Malang, Jumat (13/11/2020).
Baca Juga : Rapat Paripurna, Wali Kota Kediri Sampaikan Fokus RAPBD 2021
Ketua Komisi B DPRD Kota Malang Trio Agus Purwono, menyampaikan, pihaknya meninjau area proyek pembangunan Kayutangan Heritage sekaligus ingin mendengar langsung pendapat dari pedagang di sekitar area.
Pasalnya, selain kurangnya sosialisasi para pedagang cukup sulit mendapat pembeli karena kurangnya akses masuk ke tempat penjualan saat ini dan tertutup akan proyek pengerjaan Kayutangan Heritage.
"Pedagang itu banyak yang merasa belum mendapatkan informasi secara langsung akan proses pembangunan Kayutangan Heritage. Lalu terkait penutupan, mereka juga tidak tahu," ujarnya.
Trio menjelaskan, para pedagang mayoritas merasa keberatan dengan penutupan akses dari depan. Sebab, para pembeli akan kesulitan masuk dan menjadikan pendapatan mereka berkurang, bahkan ada yang mencapai 50 persen.
"Mereka sangat keberatan dengan ditutup dari depan. Ada 5-6 pertokoan yang kami cek tadi itu mengeluh karena menyebabkan penghasilannya langsung drop, hilang dari yang 5 sampai 50 persen. Jadi itu kan banyak pembeli yang tidak bisa datang ke toko-toko itu," imbuhnya.
Terkait hal itu menurutnya, pedagang mengharapkan ada kebijakan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Malang untuk diberikan akses bagi pembeli agar tetap bisa masuk ke kawasan pertokoan.
"Pada intinya mereka minta kebijakan terkait informasi dan toko buka. Jadi ada penanda agar pelanggan yang mau datang ini tetap diperbolehkan masuk," jelasnya.
Baca Juga : Bau Minyak Air PDAM Dikeluhkan Warga, Wali Kota Malang Sutiaji Minta Segera Ditangani
Seperti, memberikan akses jalan bagi para pembeli yang akan datang. Sehingga meski ada jalan yang ditutup proses jual beli bagi para pedagang di kawasan tersebut masih tetap berjalan.
"Kita dorong pemerintah memberikan space, dan dikaji ulang. Misalnya saja bisa diberi woro-woro agar masyarakat bisa masuk, diberi akses di sana, agar masyarakat bisa datang. Jadi masyarakat tidak dirugikan dan tetap mendapatkan pendapatan. Toh pertokoan ini tidak terkena langsung (proses pembangunan)," jelasnya.
Karenanya, menyikapi itu pria yang juga Ketua Fraksi PKS Kota Malang ini mengharapkan pada Pemkot Malang untuk lebih bijak, memperhatikan, dan mengkaji kebutuhan pedagang di kawasan pembangunan Kayutangan Heritage. Terlebih, para pedagang amat merasakan sepinya pengunjung dan harus menungggu kurang lebih selama 2 bulan hingga pembangunan selesai.
"Mereka sudah merasakan pengurangan omzet sejak sebelum ditutup. Saat trotoar dan taman mulai dibangun sudah terasa jualannya menurun dan sepi. Kita minta pemerintah lebih bijak memperhatikan mereka. Karena sampai 2 bulan itu yang harusnya dicarikan solusi, agar mereka bisa tetap berjualan dan aktivitas ekonomi tetap berjalan," tegasnya.