Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Profil

Samsul Hadi, Sang Penyabar Penegak Operasi Yustisi dari Bondowoso

Penulis : Abror Rosi - Editor : Yunan Helmy

12 - Nov - 2020, 21:14

Placeholder
Samsul Hadi (tengah) sedang menindak warga pelanggar operasi yustisi. (Foto: Abror Rosi/JatimTimes)

Menjalankan tugas menegakkan operasi yustisi menjadi tantangan tersendiri bagi Samsul Hadi, seorang penyidik pegawai negeri sipil (PPNS) Satpol PP Bondowoso. Berbagai macam persoalan harus ia hadapi dengan penuh rasa sabar. Salah-satunya dalam menindak pelanggar yang menolak untuk ditindak.

Menurut Samsul, selama operasi sejak 15 September 2020, ada saja pelanggar yang menolak untuk ditindak. Warga yang kedapatan tidak memakai masker justru berbelit-belit dengan berbagai macam alasan agar terhindar dari sanksi. Adu argumentasi sudah biasa. Dirinya harus menahan diri agar tidak bersitegang.

Baca Juga : Selamat Ulang Tahun Prof Haris, Semangatmu Teruslah Membara

Ia juga harus jeli memerhatikan situasi dan kondisi. Jika dikira pelanggar bandel dan membutuhkan waktu lama untuk menyadarkan, dia memilih untuk dikesampingkan dulu dan diberikan waktu khusus agar pelanggar lain lekas ditindak.

"Tapi sekiranya langsung mengerti ya kita lanjut. Kita juga kondisional. Misalnya ada kepentingan yang urgen seperti kepatean  (Ada yang meninggal). Kita lihat kesalahannya juga," ucapnya usai melakukan operasi yustisi di Jalan Pelita Bondowoso, Kamis (12/11/2020).

Sebagai petugas, terkadang hati Samsul meronta-ronta, sebal ketika harus berhadapan dengan warga yang tidak mau mengakui kesalahannya. Padahal penindakan yang ia lakukan demi keselamatan semua orang, termasuk bagi oknum pelanggar.

"Padahal tujuan kita tak lain agar tetap patuh terhadap aturan dalam menerapkan 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan). Itu untuk keselamatan warga sendiri," katanya.

Menurutdia, warga yang kerap bersikeras menolak untuk ditindak sering ia alami saat menggelar operasi di daerah pinggiran. Di dalam kota juga pernah terjadi, tapi hanya sesekali.

Umumnya mereka adalah pengendara roda empat. Mereka menganggap memakai masker saat di dalam mobil tidak perlu. Padahal, jangankan ada dua orang di dalam mobil, sendiri pun tidak menutup kemungkinan untuk terjangkit covid-19.

"Aturannya memang harus pakai masker. Baik itu roda dua maupun empat. Semisal virus menempel di bagian mobil, kan bisa terjangkit. Apalagi di dalam mobil lembap, virus betah di mobil ber-AC," terangnya.

Baca Juga : Melihat Kegigihan Pensiunan Lapas Ikut Gerak Jalan Tajemtra 33 Kali Meski Tidak Pernah Dapat Hadiah

Meski ia bukan orang medis, bersama petugas lain, Samsul tak henti-hentinya memberikan pemahaman mengedukasi warga. Bahwa pada dasarnya petugas atau operasi yustisi digelar tidak lain dengan maksud ingin menyelamatkan sesama.

Berkat usaha edukasi yang dilakukan akhirnya pelanggar sadar. Meski harus banyak memakan upaya pikiran dan waktu ekstra hingga pelanggar sadar. "Namun ketika diberi pemahaman, mau ditindak," ucapnya lega.

Ke depan ia berharap tingkat kesadaran warga untuk memakai masker terus meningkat. Ingat bahwa semua orang sedang diintai oleh covid-19 yang tak kasat mata. "Saya berharap warga Kabupaten Bondowoso terus sadar demi keselamatan bersama," harapnya. 

 


Topik

Profil



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Abror Rosi

Editor

Yunan Helmy