Gudang penyimpanan tembakau milik Haji Sukisno yang berlokasi di Desa Mojodeso RT. 08 RW. 02 Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, dilahap si jago merah, Jum'at (6/11/2020).
Penyebab kebakaran berawal dari tumpukan tembakau yang kurang kering yang mengakibatkan panas dan membakar tumpukan tembakau siap kirim
Baca Juga : Hujan Disertai Angin Kencang Menerjang Desa Balerejo, Rusak Kabel PLN
Dalam kejadian tersebut tidak ada korban jiwa maupun luka-luka. Tapi untuk kerugian materiil, 10 ton tembakau rusak terbakar dan seluruh isi gudang berisi 320 ton jadi korban. Taksiran kerugian mencapai Rp 200 juta.
Kronologi kejadian kebakaran diperkirakan terjadi pukul 13.30 WIB dan berusaha dipadamkan sendiri oleh karyawan gudang. Namun api semakin membesar pada pukul 14.21 WIB. Pos kota menerima laporan dari Haji Sukisno (pemilik gudang) dan baru sampai di lokasi kebakaran sekitar pukul 14.26 WIB.
Api berhasil dipadamkan pukul 16.20 WIB dengan mengerahkan 2 unit fire truck, 1 unit fire rescue dibantu 1 unit water suplly dari BPBD beserta 18 personel.
Pemadaman dipimpin langsung oleh Ahmad Gunawan Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Bojonegoro. Selama operasi pemadaman tidak ditemukan kendala dan berjalan lancar.
"Dalam penanganan di Mojodeso, Alhamdulillah tidak ditemukan kendala" ungkapnya.
Selain itu Ahmad juga menambahkan kejadian kebakaran pada prinsipnya adalah musibah dan merupakan kejadian yang tidak diharapkan. Namun bisa dicegah dengan sistem proteksi tertentu.
“Berbeda spesifikasi bangunan dan kegunaan bangunan, maka berbeda pula sistem proteksinya,” ujarnya.
Baca Juga : Kontainer Isi Tembakau di Pakisaji Terbakar, Kerugian Ditaksir Mencapai Puluhan Juta
Untuk sistem proteksi, dibuat bukan untuk meniadakan sama sekali, tapi sebagai upaya pencegahan aktif meminimalisir terjadinya bahaya kebakaran.
"Saran kami tentu semua tempat usaha dan pemukiman bisa proaktif untuk melengkapi sistem proteksinya. Serta memiliki SDM yang terlatih untuk penanganan pertama pada kebakaran. Di samping itu selain sistem proteksi, tentu SDM-nya juga harus terdidik untuk penanganan pertama apabila benar-benar terjadi kebakaran".