Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) imbau warga Probolinggo bersiaga terhadap potensi bencana alam yang mungkin melanda Probolinggo.
Potensi bencana tersebut ditengarai disebabkan oleh fenomena iklim La Nina. Hal itu diprediksi berlangsung antara November 2020 hingga Januari 2021.
Baca Juga : Pamit Kerja Kelompok, Tiga Pelajar Diamankan Satpol PP Pemkab Probolinggo karena Mabuk
Kepala BPBD Probolinggo, Sugito Prasetyo menyebutkan, perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), La Nina berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi. Dampak tersebut berupa banjir bandang, longsor, angin kencang, dan puting beliung.
BPBD Probolinggo mengimbau warga Probolinggo untuk mewaspadai kemungkinan bencana alam tersebut. Diketahui, potensi itu cenderung meningkat pasca meredanya angin Gending (angin topan lokal). Oktober lalu angin Gending masih ada. Awan hitam pekat berpencar akibat angin Gending, sehingga tidak hujan.
“Hujan deras disertai angin kencang. Selain banjir yang perlu diwaspadai angin puting beliung juga,” ujarnya pada Selasa (3/11/2020).
Diketahui, Kota Probolinggo secara geografis diapit dan dialiri tiga sungai besar dari wilayah Kabupaten Probolinggo. Yaitu, Sungai Kedungdalem, Legundi dan Sungai Kalipaser.
“Jika ketiga sungai tersebut meluap atau banjir, tidak menutup kemungkinan wilayah kota terdampak banjir. Kami minta masyarakat tetap waspada,” imbuhnya.
Sugito mengatakan, jika memang nantinya terjadi bencana yang mengakibatkan kerusakan, pihaknya siap membantu pemulihan bencana. Anggarannya akan diambilkan dari dana tidak terduga (TT) yang melekat di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD).
Baca Juga : Pengurus LP Ma’arif Banyuwangi Wadul ke Dewan soal Kurangnya Perhatian Pemeritah Daerah
“Nominalnya saya kurang tahu berapa untuk dana TT itu. Yang jelas jika dana operasional kami (BPBD), namun untuk penanganan dampak bencana melalui dana TT yang ada di Keuangan (DPPKAD),” pungkas Sugito.
Terpisah, menurut kepala dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Agus Hartadi, pihaknya akan berupaya menimalisir potensi banjir dengan melakukan normalisasi sungai. “Jika ini tidak dilakukan bisa menyebabkan air meluap atau banjir,” katanya
Menurut Agus, saat ini pihaknya sudah melakukan pembersihan sampah di beberapa sungai. Di antaranya, Sungai Kalibanger di wilayah Kecamatan Mayangan. Sungai ini berhulu di wilayah Kabupaten Probolinggo.
“Secara bertahap pembersihan sungai dan selokan dilakukan petugas secara bertahap. Yang kami utamakan, sungai yang dekat dengan perkampungan,” pungkas Agus.