Kampanye blusukan Pasangan Calon (Paslon) Sanusi-Didik Gatoto Subroto (SanDi) berlanjut. Sabtu (31/10/2020), paslon nomor urut 1 ini, menyapa dan mendengarkan keluhan warga di wilayah Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang.
Dalam kesempatan tersebut, lapisan masyarakat mulai dari para pedagang, tokoh masyarakat, dan tokoh agama yang ada di Kecamatan Poncokusumo tak luput dari agenda kunjungan Sanusi.
Baca Juga : Pandemi Covid-19 Belum Sepenuhnya Tertangani, Paslon LaDub Akan Terapkan Digitalisasi
Pada kesempatan tersebut, salah satu gagasan yang disampaikan Sanusi adalah soal kesejahteraan termasuk pengentasan jumlah pengangguran di Kabupaten Malang. ”Upaya pengentasan pengangguran di Kabupaten Malang, dengan cara menciptakan lapangan pekerjaan baru di sektor wirausaha. Nanti akan kita bentuk di Kabupaten Malang itu, ekonomi milenial kreatif. Sehingga mereka bisa menciptakan lapangan kerja sendiri, dengan mengoptimalkan pemberdayaan masyarakat setempat,” ungkap Sanusi.
Dalam gagasan yang juga sudah diutarakan waktu debat publik perdana tersebut, dijelaskan Sanusi, bakal diawali dengan cara peningkatan pengetahuan dan penyediaan permodalan.
”Caranya melalui diklat wirausaha dan juga penyediaan modal yang terjangkau. Bahkan kami bisa menyediakan modal tanpa bunga untuk para milenial,” klaim pria yang akrab disapa Abah Sanusi ini.
Saat disinggung bagaimana cara merealisasi penyediaan modal dengan bunga nol persen tersebut, Sanusi mengaku bakal menjalin relasi dengan para pihak perbankan guna merealisasikannya. ”(Anggarannya, red) Ada, pasti ada. Bisa dari perbankan, atau nanti bisa dari dana bergulirnya Kabupaten Malang,” tegas Sanusi.
Keseriusan paslon SanDi untuk mengentaskan kemiskinan dan penyediaan lapangan pekerjaan itu, juga terbukti dari beberapa gagasan yang tercantum dalam program unggulan Malang Makmur.
Baca Juga : Masa Kampanye, Bawaslu Ngawi Larang Pemasangan APK di Pohon
Seperti yang sudah diberitakan sebelumnya, beberapa gagasan yang diusung paslon nomor urut 1 ini di sektor peningkatan ekonomi, meliputi 1.000 Start Up, Kate Mimik atau Peka Mika (Peningkatan Ekonomi Milenial Kreatif), hingga Sade Sapu atau akronim dari Satu Desa Satu Pemuda Kreatif.
”Untuk para pengusaha nanti akan kita fasilitasi soal perizinan, kemudian yang produksi makanan akan kita berikan secara gratis sampai mendapatkan sertifikasi halal dari MUI. Dengan demikian akan menumbuhkan gairah untuk berwirausaha, dan akan menambah terciptanya lapangan kerja,” pungkasnya.