Rumah Tahfidz Qurani yang berada di Embong Arab, tepatnya di Jl. Kapten Piere Tendean Gg. 2 No.440, Kasin, Kecamatan Klojen, Kota Malang dikabarkan akan dijual.
Kabar ini beredar melalui grup WhatsApp hingga menjadi viral Jumat (30/10/2020).
Baca Juga : Soal Ungkap Pembakaran Halte Sarinah, Fadjroel Minta Najwa Shihab Temui Menko Polhukam
Dalam pesan yang beredar tersebut, dipertanyakan bagaimana nasib puluhan santri dan pengajar yang sudah hampir enam tahun berada di Rumah Tahfidz Qurani tersebut.
"Tidak rela, berat, bukan hal yang ringan ketika mengetahui bahwa rumah ini mau dijual. Bagaimana dengan puluhan santri dan para pengajarnya yg sudah hampir 6 tahun belajar dan mengajarkan Al quran di Rumah Tahfidz Qurani embong arab kota malang?" begitu bunyi pesan WhatsApp yang beredar.
Dikatakan pula jika para santri, pengajar dan orang tua santri mengaku kaget saat mendengar bahwa rumah tersebut akan dijual.
"Sedih, prihatin, karena ketika para asatidz dan para wali santri mengetahui rumah ini akan dijual, mereka kaget, mereka shock tidak percaya, bahkan sampai menangis, tidak terbayang jika rumah tahfidz ini akan tutup," lanjut pesan tersebut.
Untuk mengatasi masalah ini, pesan itu pun menyampaikan solusi dengan penggalangan dana guna membeli rumah tersebut. Dikatakan hingga kini donasi yang masuk baru mencapai 41 persen dari total Rp 800.000.000.
"Sampai hari ini perolehan sementara masih 41 % donasi yg masuk dari total kebutuhan Rp 800.000.000," tulis pesan itu lagi.
Bukan tanpa alasan, pendiri Rumah Tahfidz Qurani, Ust Khalid lantas menjelaskan alasan rumah tersebut harus dijual melalui video yang diunggah di channel YouTube RESPECT (FKI).
Ia mengatakan jika rumah itu adalah milik orang tua yang merupakan hak orang banyak. Awalnya, Ust Khalid menceritakan bagaimana awal mula berdirinya tempat ini.
"Kebetulan memang waktu itu cari tempat ngaji agak sulit, kebetulan istri ada niatan membuka tempat ngaji," ujarnya.
Ia pun lantas mengatakan awalnya susah saat mencari tempat untuk anaknya agar bisa mengaji bersama.
"Ya akhirnya jadi banyak," ungkapnya.
Diceritakan juga oleh Ustdz Sulis, jika pada tahun 2012 sudah sebanyak 10 anak pertama yang mengawali mengaji di tempat itu.
"Awalnya cuma dua anak saya, terus kemudian dititipi delapan anak, jadi 10 anak," ceritanya.
Lebih lanjut, Ust Khalid menjelaskan alasan mengapa rumah tersebut harus dijual.
"Karena rumah ini kan rumah orang tua, kebetulan sudah meninggal semua, otomatis itu menjadi hak ahli waris," ujar Ust Khalid.
Baca Juga : Ungkap Pembakar Halte Sarinah, Najwa Shihab Dipuji-puji Warganet hingga Trending
Lebih lanjut ia menceritakan jika dirinya ada sembilan bersaudara. Rumah itu pun menjadi hak-hak saudaranya yang lain.
"Saya sebenarnya berat hati, untuk menjual rumah ini," jelasnya.
Ust Khalid lantas menceritakan jika sang istri sempat kecewa saat mendengar kabar rumah tersebut akan dijual.
Hingga akhirnya, Khalid mencoba memberikan pengertian kepada sang istri, jika rumah itu adalah rumah orang banyak.
"Kita tidak ingin menguasai rumah ini, berlindung di balik Al-Qur'an," cetusnya.
Lebih lanjut salah satu orang tua santri pun mengungkapkan alasan mengapa sang putra tidak belajar mengaji sendiri di rumah.
"Karena untuk murojaah (mengulang hafalan Al-Qur'an) itu butuh komunitas, kalau hanya sendiri di rumah semangat dan gregetnya anak itu kurang," jelas salah satu orang tua santri.
Selain itu, orang tua santri lainnya mengungkapkan alasan mengapa harus memilih Rumah Tahfidz Qurani.
"Lingkungannya, menurut saya Islami banget, kebersamaannya," papar orang tua santri.
Di sisi lain, salah satu santri bernama Rizki mengaku senang bisa belajar di Rumah Tahfidz Qurani. "Seneng, ada temannya bareng ngaji," ujar Rizki.
Alasan lain jika para orang tua harus kembali mencari tempat untuk anak-anak mereka menghafal Al-Qur'an.
Namun, belum tentu tempat baru nanti bisa seperti Rumah Tahfidz Qurani dan kembali membutuhkan biaya.