Warga Kota Probolinggo antusias sambut bulan kelahiran (Maulid) Nabi Muhammad SAW, pada Kamis (29/10/2020). Berbagai kebutuhan makanan pun cukup diserbu masyarakat untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Tak terkecuali dengan buah-buahan yang dijajakan para penjual di serbu warga.
Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya penjualan buah-buahan di Kota Probolinggo. Tapi, sayangnya, animo masyarakat Probolinggo terhadap buah-buahan, cukup dikeluhkan para penjual.
Pasalnya, dengan meningkatnya pembelian buah-buahan di bulan Maulid Nabi, bukannya menjadi berkah bagi petani lokal, yang terjadi malah kebalikannya. Hal ini dikarenakan konsumen atau pembeli buah lebih tertarik untuk membeli buah impor.
Baca Juga : Petani Semangka di Tulungagung Pilih "Petik Jual" Hasil Panennya Sendiri, Ini Sebabnya
Menurut salah satu penjual sekaligus petani buah, Rahman (41) menjelang Maulid Nabi, memang minat warga untuk membeli buah mengalami peningkatan.
"Rame asli e sing tuku mas (banyak memang yang beli mas, red). Tapi kalau dibandingkan tahun kemarin. Masih lebih banyak tahun kemarin," ujar pria asal Kecamatan Bantaran, Kabupaten Probolinggo itu.
Diakui oleh pria yang kerap disapa Maman itu, selain dampak Covid-19, warga lebih berminat membeli buah impor dibandingkan buah lokal.
"Mungkin ini juga karena korona. Pembeli lebih memilih buah impor. Dagangan saya yang hanya anggur ini kalah jauh mas," ungkapnya.
Terpisah, menurut agen buah di Kota Probolinggo, Ema Riyanto, dibandingkan tahun lalu, ada segmen penjualan yang jauh berkurang. Yaitu, penjualan buah dalam parsel khusus untuk maulid Nabi.
“Parsel buah Maulid Nabi ini dijual dengan harga Rp 85 ribu sampai Rp 90 ribu per parsel. Tahun lalu, banyak dipesan pelajar untuk peringatan Maulid Nabi, sehari bisa jual sampai 300 parsel. Tetapi, karena sekarang tidak ada kegiatan sekolah, penjualannya sepi,” ujarnya.
Menjelang Maulid Nabi, buah yang banyak diminta pembeli adalah buah impor. Seperti pir dan anggur. “Harga anggur sekarang murah, kisaran Rp 25 ribu per kg. Sedangkan, buah pir Rp 18 ribu. Ini yang banyak dicari orang,” imbuhnya.
Baca Juga : UMP 2021 Tidak Naik, Pengusaha Berdalih Demi Keberlangsungan Bisnis
Hal serupa juga diungkapkan oleh pedagang buah di Sentra PKL Buah di Jalan Mastrip, Evi Indriyani.
Penjualan buah cukup ramai menjelang Maulid Nabi. Namun, masih jauh dibandingkan tahun lalu.
“Tahun lalu dalam sehari bisa dapat omzet Rp 4 juta. Sekarang hanya bisa memperoleh Rp 1 juta,” ujarnya.
Evi menambahkan, menjelang Maulid Nabi, tidak semua jenis buah banyak diburu pembeli. Buah yang banyak dicari adalah jenis buah impor.
“Yang banyak dicari pembeli, seperti apel, pir, dan anggur. Kalau buah lokal jarang dibeli,” pungkasnya.