Banyak tempat kuliner yang berjualan mi dan nasi goreng di Kabupaten Banyuwangi. Namun, dari sekian banyak itu ada satu tempat yang cukup istimewa.
Mi goreng dan nasi goreng yang istimewa ini adalah lapak Mi Pak Min yang terletak di sebuah gang di Jalan PB Soedirman Banyuwangi. Tepatnya di dekat Bank Buana (Bank UOB Indonesia KCU Banyuwangi.
Baca Juga : Awalnya Coba-Coba, Kopi Rasa Bir tanpa Alkohol Racikan Barista Kediri Digemari
Lapak kuliner ini cukup tenar di era 1970 hingga 1980. Lantaran pada saat itu, gerobak mini Mi Goreng dan Nasi Goreng Pak Min milik Jimin sering masuk ke pendopo Banyuwangi untuk melayani para tamu dan undangan bupati Purnomo Sidik dan Samsul Hadi. Mi Pak Min ini menjadi langganan para pejabat.
Tidak hanya itu, gerobak mini Jimin juga kerap dijadikan jujugan keluarga Abdul Kahfi (mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta) apabila pulang saat hari raya Idul Fitri bisa dipastikan datang ke tempat jualannya. ”Tahun ini karena ada pandemi wabah Covid 19 para pelanggan setia yang biasanya setiap tahun datang menikmati Mie Goreng, Mie Godhok dan Nasi Goreng masakannya tidak ada yang pulang,” jelasnya.
Pria asal kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah memulai jualan mi sekitar tahun 1970 dengan keliling wilayah kota Banyuwangi. Jika masih ada sisa daganganya, maka dia biasa mangkal di sekitar kawasan Simpang Lima Banyuwangi.
Dari jerih payahnya jualan mie ayah tiga anak tersebut mampu membeli satu unit rumah sederhana untuk tinggal bersama istri, anak dan keluarga tercinta.
Pak Min menuturkan dalam usianya yang cukup tua, untuk membuat mi dan menyiapkan jualannya saat ini dibantu oleh salah seorang putranya. ”Anak lelaki saya yang membantu membuat mi. Tetapi untuk melayani pelanggan dan pembeli tetap saya sendiri yang melakukan karena dia tidak sabar dan telaten apalagi dalam suasana pandemi Covid 19 pembeli relatif sepi,” jelasnya.
Baca Juga : Daun Kenikir Selain Enak Dimasak Urap, Juga Dipercaya Atasi Gangguan Kesehatan
Sampai saat ini, Pak Min dengan setiap hari membuka lapak dagangan mi dan nasi goreng mulai sekitar jam 18.00 sampai dengan pukul 23.00 malam. Dengan sabar, telaten dan ramah dia melayani pembeli dan pelanggan yang ingin menikmati rasa khas masakannya. Satu porsi dia jual Rp 10 ribu.
Selanjutnya dia menuturkan sejak awal menempati lokasi jualan mi dan nasi goreng di gang sempit di dekat Bank OUB Banyuwangi yang menjadi tempatnya mengais rezeki. Selain tempatnya sederhana menu makanan yang dijual pun terbatas pada mi goreng, mi kuah dan nasi goreng saja. Sedangkan untuk minuman selain menyediakan air putih dalam ceret dan gelas kosong dia juga menyiapkan gelas air mineral dan krupuk untuk menambahkan sensasi pada pembeli yang menikmati masakan yang disajikan.
Menurut A Mustain, salah seorang pelanggan Mie Pak Min sejak tahun 1970-an mi racikan Pak Min rasanya khas. ”Kalau soal enak atau tidak itu relatif Mas. Namun sejak kecil saya bersama orang tua membeli mi rasanya tidak pernah berubah. Barangkali rasa khas tersebut yang mendorong warga Banyuwangi seusia saya yang bekerja di luar kota rindu menyantap mi Pak Min. Bernostalgia bersama saudara atau teman-temanya,” jelas Kang Tain.