Debat publik perdana dalam Pilkada Kabupaten Blitar 2020 berlangsung sengit. Debat dilaksanakan dengan penerapan protokol kesehatan ketat di Hotel Grand Mansion, Kanigoro, Kabupaten Blitar, Jumat (23/10/2020) malam.
Debat diikuti Calon Bupati dan Wakil Bupati dari paslon nomor urut 01 Rijanto-Marhaenis Urip Widodo dan lawanya paslon nomor urut 02 Rini Syarifah-H Rachmad Santoso. Agenda debat publik edisi pertama ini mengusung tema pembangunan ekonomi, sosial, pendidikan dan budaya.
Baca Juga : Atasi Problem Sektor Pertanian, Ini Mekanisme Distribusi Bibit dan Pupuk yang akan Dilakukan Paslon SanDi
Seperti yang sudah diprediksi, agenda debat publik ini berjalan menarik. Masing-masing paslon memaparkan program unggulannya.
Paslon petahana Rijanto-Marhaenis tampil dominan dengan lebih menguasai materi dan menjadi bintang di debat publik kali ini. Mereka memaparkan keberhasilan memimpin Kabupaten Blitar selama hampir 5 tahun kepemimpinannya.
Beberapa program berhasil di antaranya pembangunan RSUD Srengat di Blitar barat, pengentasan kemiskinan, stimulus Rp 10 juta untuk kelompok tani dan program sumur bor untuk mengatasi kekeringan di Blitar selatan.
Pasangan Rijanto-Marhaenis juga memaparkan 9 program prioritas mereka untuk mewujudkan Blitar Apik Sing Kawentar di kepemimpinan mereka berikutnya bila terpilih sebagai bupati dan wakil bupati.
Kesembilan program itu yakni petani milenial (pelembagaan ekonomi desa melalui koperasi untuk mencetak 696 petani muda), tuan subor (bantuan 100 sumur bor), tenda tera (pembinaan petani dan penganekaragaman jenis usaha pertanian, peternakan dan perikanan), pampres (pemuda maju dan berprestasi memfasilitasi komunitas kreatif Blitar serta Kabupaten Blitar layak pemuda), purna dan keluarga (perlindungan dan pemberdayaan pekerja migran), wis anyar (menciptakan 1000 wirausaha baru dan start up digital), sing solutif (one village one brand), kang dimar (pembinaan pemasaran UMKM berbasis digital), Bineka (pemberian pelatihan dan pendampingan pelaku usaha ekonomi kreatif) dan kampong digital ( desa 1 collaborative space/desa digital).
“Kami pasangan Rijanto-Marhaenis (RIDO) kerja nyata tak hanya sekedar janji. Kami punya 9 program prioritas untuk mewujudkan Blitar Apik Sing Kawentar,” tegas Rijanto.
Tak mau kalah dengan paslon nomor urut 01, paslon nomor urut 02 yang beken dengan nama Mak Rini-Makdhe Rahmat memaparkan program mereka yang diberi nama Panca Bhakti.
Program pasangan dengan jargon ‘Maju Bersama Sejahtera Bersama’ fokus terhadap pembangunan kemasyarakatan melalui jaminan pendidikan masyarakat desa, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, pelayanan publik berbasis e-government dan pesona Blitar Raya.
Selain panca bakti, di kesempatan ini Mak Rini-Makdhe Rahmat juga berani menyampaikan janji mereka untuk mewujudkan pendidikan gratis di Kabupaten Blitar. Mereka yakin di bawah kepemimpinannya bisa mengakomodasi pendidikan gratis dari jenjang PAUD hingga perguruan tinggi.
“Kami akan gratiskan pendidikan mulai dari jenjang PAUD/TK hingg perguruan tinggi. Khusus bagi yang ber-KTP Kabupaten Blitar,” ujar Makdhe Rahmat.
Selain pendidikan gratis, paslon nomor urut 02 juga mengklaim bisa mewujudkan kesehatan gratis dan pelayanan masyarakat gratis. Pernyataan ini dilontarkan ketika menanggapi pertanyaan terkait penanganan dampak Covid-19.
“Tak hanya pendidikan gratis, kami juga akan wujudkan pendidikan gratis, kesehatan gratis dan pelayanan masyarakat gratis,” ucap Makdhe Rahmat lagi.
Baca Juga : Jelang Pilkada, Ribuan Warga Kota Blitar Belum Miliki KTP Elektronik
Menanggapi pendidikan gratis yang dipaparkan paslon nomor urut 02, petahana juga menyampaikan punya program pendidikan gratis secara lebih rasional. Yakni, lulusan SMA/SMK berprestasi akan mendapat beasiswa sebesar Rp 6 juta per tahun.
“Kami akan berikan Kartu Pintar Plus. Sementara untuk pelajar yang tidak tamat sekolah akan kami fasilitasi untuk mengikuti kejar paket A, paket B dan paket C gratis sampai dengan lulus dan mendapatkan ijazah,” terang Rijanto.
Paparan menarik dari paslon nomor urut 01 diantaranya disampaikan Marhaenis terkait penanganan dampak pandemi Covid-19.
Mereka menyampaikan program untuk membangkitkan ekonomi desa paslon Pemkab Blitar. Misalnya dengan menggelontorkan dana BKK sebesar Rp 100 juga per tahun. Jumlah dana ini akan ditambah di tahun 2021 menjadi Rp 100 hingga Rp 250 juta per desa.
“Tahun depan ditambah, dana BKK Rp 100 hingga Rp 250 juta per desa,” jlentrehnya.
Tensi debat semakin panas saat memasuki sesi tanya jawab. Petahana yang kritis menanyakan janji pendidikan gratis mulai jenjang PAUD/TK kepada paslon nomor urut 02.
”Perlu diketahui, kekuatan APBD kita itu sekitar Rp 2,3 triliun. Apakah bisa dengan kekuatan APBD segitu mewujudkan pendidikan gratis mulai dari TK hingga perguruan tinggi?" tanya Marhaenis kepada lawan mereka Mak Rini-Makdhe Rahmat.
"TK sampai perguruan tinggi?” tambah Cabup Marhaenis pada paslon No. 2.
Dengan percaya diri, cawabup nomor urut 02 Makdhe Rahmat menjawab pihaknya optimis akan mampu mewujudkan pendidikan gratis. Dia juga mengaku skema pendidikan gratis ini sudah dirumuskan oleh timnya.
“Kami yakin sangat bisa untuk mewujudkan pendidikan gratis, kesehatan gratis dan pelayanan publik gratis. Dengan serba gratis ini masyarakat tinggal bekerja dan mencari nafkah. Kita dari pemerintah daerah akan fasilitasi masyarakat melalui program-program untuk menciptakan peluang dan lapangan kerja,” tandasnya.
