Kecamatan Klakah Lumajang sebagai salah satu kawasan produksi buah pisang di Lumajang, benar-benar memberikan banyak pilihan untuk mendapatkan pisang terbaik.
Namun diluar banyaknya pisang yang memenuhi pasar Klakah saat pasaran, biasanya hari Rabu, penjual pisang yang datang dari sejumlah desa di Kecamatan Klakah dan sekitarnya, benar-benar membuat macet jalan menuju ke pasar.
Baca Juga : Dampak Pandemi Covid-19, Ada 1.308 Janda Cerai di Kabupaten Madiun
Walaupun petugas berusaha menghalau pedagang untuk teratur memanfaatkan ruas jalan menuju pasar, namun setiap pagi, jalan stasiun yang menuju ke arah pasar Klakah, selalu macet karena banyaknya pedagang pisang yang memadati jalanan.
"Setiap hari selalu seperti ini, yang paling parah biasanya hari Rabu. Macet total selama beberapa jam. Sementara jalan stasiun ini merupakan akses menuju ke pasar Klakah dari sisi selatan. Diaturpun tetap seperti ini," kaya Cong Noji, warga Klakah yang pagi ini, Kamis (14/10) mengunggah kemacetan jalan menuju pasar Klakah melalui akun media sosialnya.
Cong Noji berharap agar kemacetan seperti ini bisa terurai, agar kemacetan itu tidak menggangu lalulintas yang menuju ke Pasar Klakah.
"Ini harus dicarikan solusinya. Setiap hari rabu seperti pasar tumpah. Sementara pasarnya sendiri masih berjarak sekitar 100 meter dari jalan stasiun, namun kemacetan seperti ini selalu terulang," ujar Cong Noji kemudian.
Masih kata Cong Noji, pemerintah harus segera mencari solusi, agar bertemunya pedagang besar dari luar daerah dengan pedagang pisang lokal, disediakan tempat yang khusus, agar tak menimbulkan masalah lalulintas menuju dan keluar dari pasar.
Baca Juga : Fenomena Iklim La Nina Melanda Indonesia, BPBD Siapkan Langkah Strategis
Dijelaskan Cong Noji, selain pisang, pada musim tertentu buah nangka dan kelapa muda juga mendominasi areal pasar, karena buah yang satu ini sangat diminati pedagang buah dari luar kota, yang datang ke Klakah untuk membeli buah tersebut langsung dari petani dan pedagang lokal.
"Sekarang ini kebetulan sekolah libur. Kalau tidak libur, anak sekolah juga terganggu kalau mau sekolah karena kemacetan ini," papar Cong Noji yang mengaku pernah menyampaikan masalah ini ke Wakil Bupati Lumajang.
