Himpunan pedagang dan perantara logam mulia permata (HPPLMP) Pasar Besar Kota Malang menggelar doa bersama sebagai bentuk harapan agar penjualan mereka meningkat lagi. Sebab, di masa pandemi covid-19 ini, penjualan mereka menurun sekitar 75 persen.
"Harapan kami pertama, pasar kembali ramai (pengunjung), karena saat ini penjualan menurun sampai 75 persen, dan daya beli masyarakat di pasar sudah tidak ada kalau saya lihat," kata salah satu pedagang logam mulia di Pasar Besar, Muhammad Arifin.
Baca Juga : Marak Operasi Yustisi, Polresta Malang Kota Sebut Berimbas Kasus Positif Covid-19 Turun
Pria yang akrab disapa Haji Arifin ini mengatakan, mengenai doa bersama yang dilakukan dengan perkumpulan para pedagang ini karena sebelumnya ada oknum pedagang baru yang dianggap bisa merusak citra Pasar Besar Kota Malang.
Ketika ditanya lebih lengkap, Haji Arifin mengaku bahwa dalam kurun waktu satu bulan belakangan ini banyak masyarakat pengunjung Pasar Besar Kota Malang mengeluh karena ada salah satu pedagang yang mencoba menipu dengan modus memberikan hadiah namun harus menyetorkan uang lebih dulu.
"Kapan hari itu banyak sekali orang yang mengeluh karena ada salah satu lapak yang menjual barang tapi barangnya tidak ada, padahal pengunjung sudah mengeluarkan uang ratusan ribu," ungkap Arifin.
Modus penipuan yang menjanjikan hadiah berupa barang dan meminta pengunjung untuk mengeluarkan uang lebih dulu memang kerap terjadi karena teknik marketing yang sangat baik, sehingga masyarakat bisa tertipu hanya dengan pembicaraan singkat.
"Karena pengunjung resah, kami akhirnya mencoba bicara dengan lapak tersebut dan meminta untuk tidak melakukan lagi. Tapi karena masih melakukan, akhirnya kami dimediasi oleh Dinas Pasar dan dikumpulkan," sahut Sugiat yang merupakan Sekretaris HPPLMPL Pasar Besar Kota Malang.
Baca Juga : Kebakaran Bangunan PT Unirama Terparah Tahun 2020, Ini Analisa Kepolisian
"Dan lapak itu sekarang tutup, karena sempat digrebek oleh Polisi dengan pakaian preman, kalau tidak salah dari Polda itu," imbuh Sugiat.
Lanjut Arifin, upaya doa bersama yang dilakukan para pedagang itu adalah bentuk syukur karena tempat mereka mengais rezeki tidak lagi ada yang sampai mencoreng nama Pasar Besar Kota Malang. "Kalau itu ada terus, kami khawatir nama Pasar Besar jadi jelek, dan masyarakat tidak mau lagi datang" keluhnya.