Bantuan pupuk SP36 di Kecamatan Socah, Bangkalan, Madura, Jawa Timur, dikeluhkan Anggota Komisi B DPRD Abd Aziz. Pasalnya, bantuan itu hanya turun sebanyak 57 dari jumlah kurang lebihnya 400 pupuk.
Aziz mengatakan, menurunnya bantuan itu disebabkan kurang validnya tim penyuluh kecamatan dalam mencacah kelompok tani (Poktan) di Kecamatan Socah, Bangkalan. Padahal, Abah Aziz sapaan akrabnya itu menyebutkan, bantuan pupuk bersubsidi ini sudah sesuai dengan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).
Baca Juga : BPJS Ketenagakerjaan Janjikan Bantuan Dana bagi 1,1 Juta Pekerja di Jatim Segera Cair
"Namun ketika melihat fakta di lapangan, pupuk bersubsidi ini masih kurang," ujarnya kepada sejumlah Wartawan, Rabu (09/09/2020).
Politikus PPP ini juga menyesalkan terhadap pendataan jumlah petani yang dilakukan sejak 2017 tak kunjung rampung. "Masak! Dari 64 ribu petani hanya sekitar 16 ribu petani yang memegang kartu tani," sahutnya.
Dia pun menyarankan kepada penyuluh pertanian, untuk jemput bola, jangan menunggu. Petani perlu diberi pemahanan karena menurutnya masih banyak yang tidak mengerti manfaat poktan.
Menurutnya pula, menggalakkan sosialisasi ke desa-desa menjadi salah satu langkah konkrit untuk menyadarkan petani. Dengan hal itu, komunikasi antara penyuluh pertanian dan petani bisa terjalin secara intens. "Sosialisasi di Desa Keleyan mulai saya jalankan, semoga mampu menggugah kesadaran petani," jelasnya.
Baca Juga : Nahas! Laka Tunggal R4, Hangus Terbakar di Akses Suramadu Sisi Madura
Sementara itu, Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Socah Supriyono, tidak memungkiri jika kesadaran petani untuk berkelompok memang sangat minim. Bahkan pengakuannya, dia tidak pernah bosan mengajak petani untuk ikut poktan. Karena banyak manfaat yang bisa dirasakan petani apabila bergabung dengan poktan. Salah satunya, mendapatkan ilmu tentang teknologi di bidang pertanian.
"Perhatian Bapak Abd Aziz kepada petani sangat besar. Apalagi, beliau membidangi pertanian di DPRD Bangkalan," pungkasnya.