JOMBANGTIMES - DPRD Jombang menyebut ada kelalaian tenaga medis pada kasus ibu melahirkan sendiri di Rumah Sakit Pelengkap Medical Center (RS PMC), hingga bayi meninggal. Dalam kasus ini, dewan minta aparat penegak hukum (APH) segera turun melakukan upaya hukum.
Ketua DPRD Jombang Mas'ud Zuremi mengatakan, pihaknya telah menerima hasil klarifikasi kasus kematian bayi dari Dinas Kesehatan Provinsi Jatim pada Selasa (8/9). Ada tiga poin hasil klarifikasi Dinkes Jatim yang tertuang dalam surat nomor 440/9487/102.2/2020.
Baca Juga : 88 Pelaku UMKM di Kabupaten Kediri Terima Bantuan CSR
Poin pertama menyebut bahwa pada saat proses persalinan di ruang isolasi tidak ditolong oleh bidan. Hal ini disebabkan karena tidak disiapkan ruang isolasi khusus untuk pelayanan persalinan. Sehingga perawat yang bertugas masih harus berkoordinasi dengan bidan yang berada di kamar bersalin. Hal inilah yang menyebabkan keterlambatan pertolongan persalinan.
Poin kedua, rumah sakit belum mempersiapkan tenaga khusus dalam pelayanan maternal neonatal covid-19. Poin ketiga, rumah sakit belum menetapkan standar operasional prosedur terkait dengan skrining di triage dan cara berkoordinasi/komunikasi dengan ruang perawatan (kamar bersalin, ruang isolasi, ruang rawat inap dan lain-lain).
"Dari hasil penyelidikan Dinas Kesehatan Jawa Timur, ada IDI juga di situ. Sebagaimana surat yang ada ini, ada kelalaian, ada keteledoran, ada kekurangan-kekurangan terkait dengan tindakan pelayanan oleh Rumah Sakit Pelengkap (RS PMC). Ngomong Rumah Sakit Pelengkap, jelas ada dokter, dari bidan, dan dari tenaga medis lainnya," kata Mas'ud saat ditemui di kantor DPRD Jombang Jalan KH Wahid Hasyim, Rabu (9/9) siang.
Dikatakan Mas'ud, hasil klarifikasi Dinkes Jatim itu sudah sangat terang benderang bahwasanya ada kelalaian dalam penanganan persalinan yang mengakibatkan bayi meninggal dunia. Karena itu, polisi diminta Mas'ud untuk menyelidiki apakah kelalaian itu disengaja atau tidak.
"Artinya apa? Ketika ngomong ada kelalaian, berarti harus ada aparat penegak hukum yang ikut turun ke sana. Kelalaian itu disengaja atau tidak," tandasnya.
Dari hasil klarifikasi Dinkes Jatim itu, Mas'ud merasa kurang puas kalau tindak lanjutnya hanya sebatas perbaikan fasilitas pelayanan kesehatan rumah sakit. Ia berharap, ada sanksi yang diberikan kepada pihak RS PMC.
Menurut Mas'ud, APH ini menjadi kunci terkait sanksi apa yang bisa diberikan untuk RS PMC. Sebab, rumah sakit swasta tersebut telah melakukan pembiaran terhadap pasien saat berada di rumah sakit. "Maka sanksinya bagaimana, aparat penegak hukum harus masuk untuk memperjelas kasus itu sanksinya seperti apa," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, DR (27), warga Desa Gedangan, Kecamatan Sumobito, Jombang, memilih RS Pelengkap Medical Center (RS PMC) Jombang untuk persalinan anak keduanya. Ia merasa ditelantarkan pihak rumah sakit karena tidak ada penanganan tim medis saat proses persalinan.
Baca Juga : Musni Umar Trending Twitter Gegara Sebut Turki dan Yunani Batal Perang Berkat Usulnya
Istri BK (29) itu, masuk ke rumah sakit pada Selasa (4/8) pukul 01.30 WIB. Saat pertama masuk, DR diminta mejalani rapid test dan hasilnya reaktif. Karen itu, ia dipindahkan ke ruang Darusallam RS PMC. Hingga pada pukul 04.30 WIB, DR melahirkan anak ke duanya tanpa dibantu bidan atau dokter jaga saat itu.
Ibu DR yang mendampingi di ruang perawatan, mencoba memberitahu perawat dan petugas media lainnya. Namun, petugas medis di rumah sakit tak menggubrisnya.
Petugas medis baru datang setelah 30 menit bayi lahir. Hingga akhirnya, bayi yang baru dilahirkan DR itu dinyatakan meninggal dunia. Hal itu, lantas membuat kecewa DR dan keluarga karena merasa tidak ditangani atau ditelantarkan oleh pihak rumah sakit.
"Yang saya kecewakan itu waktu di ruang Darusallam, ketika saya kesakitan perawat terus bilang nanti jam 9 (ditangani, red). Hingga akhirnya keluar bayinya itu pun tidak langsung dilihat, baru setengah jam setelah bayi lahir baru dilihat. Kalau menurut saya, waktu bayi lahir itu tidak nangis, kalau itu langsung ditangani, langsung dikasih oksigen, dikasih oksigen, dikasih penghangat ya ndak sampau kayak gitu (meninggal, red)," kata DR saat ditemui di kediamannya.