Tahapan dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 2020 telah memasuki jadwal pengecekan jasmani berupa tes kesehatan dan pengecekan rohani berupa tes psikologi.
Bakal pasangan calon (bapaslon) di sebagian kota/kabupaten di Jatim menjalani tes kesehatan dan tes psikologi di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang.
Baca Juga : Imbas Putusan Bawaslu, KPU hanya Punya Waktu Seminggu untuk Verfak Ulang Bapaslon Perseorangan
Hari ini (9/9/2020) merupakan jadwal tes psikologi yang dihadiri lengkap bakal pasangan calon dari beberapa daerah yang melaksanakan pilkada serentak 2020.
Wakil Direktur Pelayanan RSSA Kota Malang Syaifullah Azmiragani mengatakan, tes psikologi kali ini dihadiri lengkap dan telah dimulai sekitar pukul 07.15 WIB. Tempatnya di Ruang Majapahit lantai 3 RSSA Kota Malang.
"Kami melakukan selama tiga hari (tes jasmani dan rohani, red). Hari ini yang paling lengkap. Hari ini semua paslon datang. Ada 26 paslon," ujarnya, Rabu (9/9/2020).
Selama tiga hari tes jasmani dan rohani ini, Syaifullah menuturkan bahwa pihak RSSA telah bekerja sama dengan beberapa intansi yang berkompeten dalam bidangnya untuk membantu pemeriksaan kepada 26 bapaslon tersebut.
"Jadi, ini pemeriksaannya lengkap, sesuai apa yang direkomendasikan IDI (Ikatan Dokter Indonesia), BNN (Badan Narkotika Nasional) dan Himpsi (Himpunan Psikologi Indonesia). Jadi, ada tes psikologis, narkoba dan tes fisik," ungkapnya.
Pemeriksaan fisik atau jasmani terbagi menjadi dua gelombang yang telah dilakukan sejak Selasa (8/9/2020) kepada 16 bapaslon. Sisanya dilakukan pada Kamis (10/9/2020) kepada 10 bapaslon lainnya.
Lebih jauh ketika disinggung selama proses tes jasmani dan tes rohani, apakah dari 26 bapaslon itu ada yang erkonfirmasi positif covid-19, Syaifullah menjawab dengan santai bahwa tidak ada yang positif covid-19.
Baca Juga : Tuntutanya Dikabulkan Bawaslu, Bapaslon Jalur Perseorangan Yakin 99 Persen Bisa Lolos
"Oh nggak (terindikasi covid-19, red). Mereka semua sudah membawa persyaratan yang sudah kami tetapkan. Bahwa semuanya yang namanya paslon dan pendamping itu harus di-swab sebelum masuk sini," jelasnya.
Hasil swab diperlukan karena pemeriksaan yang dilakukan RSSA dalam bentuk wawancara dan pemeriksaan fisik yang semuanya berisiko menimbulkan transmisi atau penularan baru.
Selain kepada puluhan bapaslon, pemeriksaan covid-19 juga dilakukan kepada para tenaga pemeriksa jasmani dan rohani. "Di sisi lain, para pemeriksa di tempat kami melakukan tes rapid dan beberapa juga sudah kami swab. Semuanya non-reaktif. Jadi, artinya antara yang diperiksa dan pemeriksa ini aman semua," bebernya.
Ke-26 bapaslon itu dari 7 daerah di Jawa Timur. Yakni Kabupaten Malang, Kabupaten Blitar, Kota Blitar, Kabupaten Kediri, Kabupaten Jember, Kabupaten Sutubondo, dan Kabupaten Banyuwangi.