Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Malaysia asal Tulungagung yang meninggal dunia tiba di rumah duka, Senin (07/09/2020). TKI yang diketahui bernama Riduan itu tiba di rumahnya yakni RT 03 RW 03 Dusun Sumberagung Kecamatan Rejotangan Kabupaten Tulungagung, sekitar jam 13.30 WIB.
Salah satu aktivis TKI di Malaysia, Edy (40) saat mengatakan, solidaritas antarperantau Indonesia di luar negeri bukan hanya terjalin sebatas urusan kerja. Namun, persamaan nasib antarsesama warga Indonesia secara tidak langsung membangun persatuan. "Pulangnya jenazah TKI asal Tulungagung ini dibiayai patungan oleh teman-teman," kata Edy, saat dihubungi wartawan.
Baca Juga : Pengesahan Anggota Baru PSHT Tulungagung, Jam Malam Tak Berlaku
TKI yang dimaksud jika di Malaysia bekerja di lintas sektoral, mulai dari kuli hingga yang bekerja di kebun, konstruksi dan lainnya. "Bahkan di luar Malaysia, seperti Singapura, Taiwan, Hongkong, Korea dan dari mana saja. Banyak yang turut menyumbang," imbuhnya.
Riduan sendiri menurut Edy, saat diperiksa secara medis dikatakan oleh pihak rumah sakit menderita sakit yang berhubungan dengan asam lambung yang akut.
Setelah dinyatakan meninggal pada Rabu (02/09 /2020) lalu, selang dua hari jenazah dikirimkan dengan menggunakan moda transportasi pesawat udara. Banyak pihak yang membantu mengurus jenazah Riduan, di antaranya Edy yang asli Trenggalek, Sri, Gunaidi dan pemilik akun Miao Oo dalam hal tekhnis dan juga pembiayaan.
Sementara itu, kepala desa Sumberagung Judianan Junjung Nugroho saat dikonfirmasi membenarkan kedatangan jenazah warganya. "Sudah (jenazah, Red) diterima keluarga, istrinya sangat bersedih dan menangis dengan kejadian ini," kata Junjung.
Baca Juga : Musni Umar Trending Twitter Gegara Sebut Turki dan Yunani Batal Perang Berkat Usulnya
Sebagai kepala desa, Junjung mengapresiasi kekompakan para TKI di luar negeri yang telah sangat peduli untuk membantu kepulangan jenazah Riduan sehingga dapat sampai di tempat tujuan (rumahnya).
"Ucapan terima kasih dari pihak pemerintah desa, kami kasihan karena saat keluarga memang tidak punya biaya. Jenazahnya pulang juga dari bantuan para TKI dan TKW yang ada di luar negeri," pungkas Junjung.