Hujan di tengah musim kemarau dan mulai adanya kekurangan air di berbagai tempat di Tulungagung di sambut suka ria. Hujan yang terjadi Kamis (03/09/2020) sejak sekitar jam 16.00 sampai jam 17.15 WIB cukup deras. Bahkan di beberapa tempat dikabarkan juga bersamaan dengan angin.
"Hujan lebat disertai angin. Alhamdulillah air banyak lagi dan tanaman di sawah bakal subur," kata Nur, warga Sumbergempol yang menyambut hujan dengan riang.
Baca Juga : Ramai lagi tentang Gay, Begini Kata Psikolog Tulungagung
Bagi Nur, hujan yang jarang terjadi saat memasuki musim kemarau di Tulungagung biasa disebut hujan kiriman. "Cerita orang dulu namanya hujan kiriman. Jadi biasanya beberapa kali saja di musim kemarau," ujarnya.
Bukan hanya di Sumbergempol, di berbagai daerah hujan lebat yang terjadi menjadi perbincangan warganet. Banyak yang posting dengan situasi langit gelap dan kemudian turun hujan lebat. Berbagai foto dan video meramaikan beranda Facebook dan di share di berbagai group.
Seperti diketahui, data dari BPBD Tulungagung, sudah ada 7 desa di tiga kecamatan yang kekurangan air bersih. Di Kecamatan Tanggunggunung, selain Desa Pakisrejo, Desa Tenggarejo juga mengalami hal serupa. Di Kecamatan Kalidawir ada empat desa, yaitu Rejosari, Kalibatur, Banyuurip dan Karangtalun. Sedangkan di Kecamatan Rejotangan ada satu desa terdampak, yaitu Desa Sukorejo Wetan.
Kepala BPBD Tulungagung, Soeroto mengatakan, ada sejumlah desa sudah meminta kiriman air bersih. Namun, secara resmi mereka belum mengirimkan surat permohonan.
“Seperti Desa Winong, Kalidawir sudah minta kiriman. Tinggal menunggu surat resminya saja,” ujar Suroto.
BPBD mengandalkan dua truk tangki untuk mengirim bantuan air bersih ke desa-desa terdampak. Masing-masing truk berkapasitas 5.000 liter. Karena keterbatasan armada, pengiriman air bersih harus digilir per desa per hari.