Seiring terus melonjaknya jumlah kasus covid-19 di Banyuwangi, simulasi pembelajaran tatap muka terbatas di sekolah setingkat SMA dan SMK dihentikan.
Hal itu disampaikan Kepala Dispendik Jawa Timur Cabang Banyuwangi Istu Handono. "Ada tiga sekolah yang telah menerapkan simulasi pembelajaran tatap muka, yaitu SMKN 1 Glagah, SMAN 1 Pesanggaran, dan SMALB Banyuwangi," katanya.
Baca Juga : Balik ke Pondok, Santri Tebuireng Jombang Mulai Jalani Masa Karantina
Hasil evaluasi, simulasi pembelajaran tatap muka ketiga sekolah tersebut menunjukkan ke arah yang positif. Selain tidak ada penularan di setiap sekolah, simulasi juga menjalankan protokol kesehatan yang ketat.
Namun, simulasi dihentikan karena semakin melonjaknya jumlah kasus covid-19 di Banyuwangi. "Dengan menimbang permintaan masyarakat dan orang tua, akhirnya pihak Dinas Pendidikan menghentikan kegiatan tersebut," jelas Istu.
Sebelumnya kesiapan di sekolah-sekolah Banyuwangi sudah menjadi prioritas pemerintah untuk memberikan ketentuan-ketentuan umum saat pembelajaran berlangsung dengan protokol pencegahan covid-19.
Tidak hanya itu. Pihak sekolah juga diminta menyiapkan segala sesuatu, termasuk panduan untuk proses belajar mengajar serta segala kesiapan yang ada di sekolah.
Namun, orang tua murid tetap diberi pilihan untuk kegiatan tatap muka atau kegiatan daring. Sebab, pada prinsipnya pihak Dispendik Jatim Cabang Banyuwangi sudah mengumpulkan sekolah dengan memberikan panduan.
Baca Juga : Prioritaskan Keselamatan, Rektor UIN Malang Lakukan Sterilisasi Kampus
"Kebijakan pencabutan pembelajaran tatap muka secara terbatas itu minimal berlaku selama 14 hari ke depan. Sampai nanti kondisi penyebaran covid-19 di Banyuwangi bisa terkendali," pungkas Istu.