Didi Ardianto telah resmi ditunjuk menjadi Direktur Utama PT Garam (Persero) yang sebelumnya dijabat oleh Budi Sasongko. Tugas dan tantangan berat pun telah menantinya.
Pasalnya, garam petani hingga kini mengalami penurunan harga yang cukup drastis. Eksesnya, petani garam pun berada di gigir kebangkrutan.
Baca Juga : Long Weekend, Omzet Pedagang Bunga di Kota Batu Meningkat
Hal itu juga yang disampaikan oleh anggota DPRD Kabupaten Pamekasan dari Fraksi PKB Samsuri. Menurutnya, bergantinya sosok baru di tubuh PT Garam diharapkan dapat berkinerja dengan lebih baik lagi dari yang sebelumnya. Khususnya dalam memperjuangkan nasib para petani garam.
Samsuri melanjutkan, saat ini harga garam mengalami penurunan yang cukup drastis, yakni di kisaran harga Rp 250-300 per kilogram. Anjloknya harga garam tersebut dianggap karena PT Garam tidak mau menyerap garam rakyat atau petani.
“Ini yang menjadi PR besar bagi dirut yang baru, agar benar-benar membela petani garam lokal,” katanya saat ditemui, Senin (24/08/2020).
Ia meminta agar para jajaran direksi mulai dari Direktur Utama hingga bawahannya untuk turun langsung ke bawah dan memastikan bahwa tidak ada permainan harga yang dilakukan oleh oknum mafia garam.
“Jangan sampai ada lagi penjualan garam di luar jam kerja, karena jelas hal ini sudah rawan penyelewengan,” tambahnya.
Baca Juga : Tetap Tegar Saat Pandemi, Beberapa UMKM Jogja Ini Beberkan Rahasianya
Lebih lanjut Samsuri berterimakasih kepada Menteri BUMN Erick Tohir yang telah memberikan kesempatan kepada Didi Ardianto untuk menggantikan Budi Sasongko sebagai Dirut PT Garam. Hal itu dinilai merupakan langkah yang pas untuk masa depan sektor Garam.
“Harapan pada Dirut baru, agar benar-benar peduli pada kesejahteraan petambak garam lokal,” tutupnya.