Rektor Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN Malang) Prof Dr Abdul Haris MAg kembali kukuhkan guru besar. Sama seperti minggu lalu, Rabu (19/8/2020) ini UIN Malang juga mengukuhkan dua guru besar sekaligus.
Salah satunya yakni Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Ekonomi, Prof Dr H Wahidmurni MPd.
Bertempat di Gedung Rektorat lantai 5, Profesor dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) ini memaparkan orasinya yang berjudul "Reorientasi Pengembangan Kurikulum Pendidikan Kewirausahaan pada PTKI (Sebagai Upaya Menumbuhkan Intensi Wirausaha Mahasiswa)."
Baca Juga : Menengok Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka di SMAN 2 Malang
Untuk diketahui, Presiden telah menginstruksikan kepada 17 kementerian dan Gubernur Bank Indonesia serta Gubernur Kepala Daerah Tingkat Satu di Indonesia untuk melaksanakan gerakan memasyarakatkan dan membudayakan kewirausahaan di sektor masing-masing sesuai dengan tugas, kewenangan, dan tanggung jawabnya.
Menteri Koordinator Perekonomian Republik Indonesia mengirimkan surat kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri Agama untuk mempertimbangkan dan menetapkan mata pelajaran/mata kuliah Kewirausahaan sebagai mata pelajaran/mata kuliah pada jenjang pendidikan dasar sampai jenjang pendidikan tinggi (Menko Bidang Perekonomian RI, 2014).
Namun nyatanya, pendidikan kewirausahaan di Indonesia belum membentuk niat kewirausahaan. Hal ini dapat terjadi karena kurikulum kewirausahaan di perguruan tinggi belum relevan dengan kebutuhan.
Tidak terdapat kesamaan materi pembelajaran antar perguruan tinggi, bahkan antar program studi dalam satu perguruan tinggi. Bahkan model-model pembelajaran yang diterapkan masih kurang relevan untuk menjadikan mahasiswa lebih kreatif, inovatif, proaktif, dan mengambil risiko.
"Hal yang sama juga terjadi pada Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, bahwa rumusan capaian pembelajaran dan isi silabus mata kuliah kewirausahaan sangat beragam antar perguruan tinggi, bahkan antar program studi dalam fakultas, metode dan evaluasi pembelajaran yang belum sesuai dengan karakteristik mata kuliah kewirausahaan," beber Wahidmurni.
Untuk itu, perlu dikembangkan suatu model kurikulum pendidikan kewirausahaan yang mampu membekali pengetahuan dan keterampilan serta sikap wirausaha mahasiswa untuk menjadi pribadi yang tangguh dalam menghadapi perubahan dalam masyarakat.
Baca Juga : Implementasi Kampus Merdeka, Prodi di UB Malang Dapat Terima Mahasiswa dari Kampus Lain
"Direkomendasikan perlu disusun naskah kurikulum kewirausahaan sesuai dengan perkembangan masyarakat yang mutakhir," ucapnya.
Namun demikian, keberhasilan program kewirausahaan sangat ditentukan oleh komitmen pimpinan perguruan tinggi untuk memastikan bahwa program tersebut dapat dilaksanakan dengan baik sebab hal ini membutuhkan dukungan akademik dan pendanaan yang tidak sedikit.
"Ide pengembangan kewirausahaan bermula dari unsur pimpinan (Rektor, Perintis, Anggota, Wali Amanah), dan visi dan misi universitas mengusung kewirausahaan, serta adanya cita-cita menjadikan institusi menjadi entrepreneurial university," pungkasnya.
Rektor UIN Maliki Malang Prof Dr Abdul Haris MAg menambahkan, gubes kali ini mengangkat isu penting terkait enterpreneur. Bagaimana kampus bisa menghasilkan lulusan yang memiliki keterampilan untuk mengisi posisi founder start up adalah tujuan utamanya. UIN Malang pun akan menyiapkan enterpreneur untuk mengisi dunia bisnis.
"Tak hanya itu di UIN Maliki Malang, kaitannya dengan bisnis dan enterpreneur pun juga bakal dikaitkan dengan tri dharma perguruan tinggi," pungkasnya.