Rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Malang untuk merealisasikan sistem belajar bagi siswa SMP dan SD dengan tatap muka di masa pandemi covid-19 tampaknya belum bisa terealisasi dalam waktu dekat. Bahkan, sistem simulasi yang dijadwalkan akan mulai dilakukan minggu ini juga masih belum ada gambaran pasti.
Wali Kota Malang Sutiaji menyatakan, beberapa sekolah SD maupun SMP di Kota Malang yang tengah diajukan untuk simulasi belajar tatap muka dinilai belum siap. Bahkan dari semua wilayah Kecamatan di Kota Malang, ada yang masih belum bersedia untuk menjalankan sistem sekolah tatap muka.
Baca Juga : Kreativitas SD Negeri 01 Mejayan Madiun, Gunakan Web untuk Pemberian Tugas kepada Siswa
Hal inilah yang menjadi satu alasan tahapan simulasi belajar tatap muka belum bisa dilakukan di Kota Malang. "Belum ya (simulasi sekolah). Ini masih digodok lagi. Kemarin ada sekolah yang memang wilayah itu menolak. Jadi, kami lihat dulu kesiapan dari sekolah," ujarnya, Senin (17/8/2020).
Menurut Sutiaji, menerapkan sistem belajar tatap muka tak hanya urusan pihak-pihak sekolah, namun juga memerlukan dukungan dari wali murid. "Komponen kreativitas akademika di sekolah kan ada wali murid, ada siswa, dan ada guru," imbuhnya.
Lebih jauh, pemkot masih akan mengatur waktu tepat untuk melakukan simulasi sekolah tatap muka. Sembari juga menunggu status covid-19 Kota Malang bisa ke warna kuning.
"Alhamdulillah, Kota Malang sudah masuk zona oranye lagi. Mudah-mudahan kita mampu menekan penyebaran covid-19 di Kota Malang sehingga bisa zona kuning. Kalau itu nanti sudah, bisa masuk sekolah lagi," tandas wali kota.
Baca Juga : Khusus SMK Semua Zona Boleh Tatap Muka, Tapi...
Sebagai informasi, sebelumnya Pemkot Malang tengah bersiap menjalankan simulasi sekolah tatap muka. Konsepnya akan dibuat terjadwal. Misalnya, siswa SD akan terbagi setiap harinya. Yakni kelas 1 dan 6 masuk Senin, hari berikutnya diisi kelas 2 dan 5, kemudian kelas 3 dan 4. Begitu seterusnya dalam satu minggu.
Selain itu, setiap sekolah harus memenuhi persyaratan protokol kesehatan pencegahan covid-19. Antara lain menyediakan tempat cuci tangan, mengatur jarak antar kursi yang harus minimal 1 meter, dan punya pengukur suhu.