"Semoga orang-orang yang tidak tahu betapa beratnya terpapar Covid 19 sedikit dibuka rasa kemanusiaannya atau mungkin juga pada saatnya nanti Gusti Allah akan memberi hadiah Covid 19 pada mereka agar mempunyai roso menungso...Hanya Allah yang berkehendak..."
Ungkapan tersebut meluncur dari Bunda Ratu Satiyem setelah dokter RS Al Huda Gambiran memberikan izin bersama suaminya boleh pulang karena secara klinis dan pemeriksaan penunjang yang lain dinyatakan progresnya membaik.
Baca Juga : Angka Sembuh Naik Terus, Sanusi: Pasien Diupayakan Tak Stres
“Alhamdulillah ya Allah...setelah menjalani perawatan hari ke- 8 bagi saya dan hari ke -16 bagi suami, secara klinis dan pemeriksaan penunjang yang lain dinyatakan progresnya membaik sehingga diizinkan pulang. Namun sesuai dengan standar badan kesehatan dunia WHO terbaru, kami masih harus menjalani isolasi 7 hari mandiri di rumah. Kami berdua lebih memilih mengisolasi diri jauh dari mana-mana agar saat pulang ke rumah dengan suasana betul-betul bebas Covid sepenuhnya,” ujar Bunda Ratu.
Saat ini wanita pengusaha tersebut bersama sang suami Ridwantoro, mantan Kepala Pengadilan Negeri Banyuwangi tahun 2010 sudah berada di sebuah villa untuk melakukan isolasi mandiri selama 14 hari pasca terpapar Covid 19.
Bunda Ratu menyampaikan terima kasih kepada anak cucu dan keluarga besarnya yang memberikan support dan dukungan yang luar biasa sehingga mereka berdua yang usianya tidak muda lagi mampu melalui masa-masa sulit dan berat melawan ganasnya virus Corona yang belum ada obatnya.
Tidak lupa dia menyampaikan terima kasih kepada para kolega dan anak-anak Polresta Banyuwangi yang sudah mengirimkan obat herbal yang cukup membantu proses pengobatan dan kesembuhannya.
Bunda Ratu tidak akan lupa ada kejadian yang membuat dirinya sedikit jera ketika diinfus karena pembuluh darah di tubuhnya sangat kecil sehingga sangat sulit dicari. Kalaupun paramedis berhasil mendapatkan rata-rata umurnya cuma satu hari sudah bengkak. Karena ada beberapa obat Covid 19 cairannya sangat pekat sehingga dimasukkan melalui pembuluh darah yang sudah kecil menjadi pecah dan harus diganti di tempat baru.
“Sampai hari ke enam diinfus, baru ada 13 lubang infus di tangan saya. Bersyukurnya, para perawat begitu sabar teliti dan telaten mencari posisi untuk memasang jarum infuse. Menurut mereka saya pemegang rekor pembuluh darah terkecil dari semua pasien yang pernah ditangani dan dinilai sangat kuat menahan sakit,” imbuh dia.
Pada hari Sabtu (8/10/2020), Bunda Ratu menuturkan, waktu pagi hari Dokter Dian yang menangani selama di RS menyatakan bahwa Covid 19 yang ada dalam tubuh suami telah mati. Demikian juga yang ada di raganya sudah berhasil dilumpuhkan. Daya tahan dan imunitas ditemukan lebih baik dibanding sang belahan jiwa sehingga proses kesembuhannya super cepat dibanding pasien-pasien lainnya.
Hal demikian terjadi karena wanita asal Sambimulyo Kecamatan Bangorejo tersebut masuk kelompok orang yang sangat disiplin dalam meminum obat yang disiapkan RS dan ditambah minuman herbal, baik buatan sendiri maupun atas saran/petunjuk beberapa kolega.
Baca Juga : 2 Kali Didatangi Keluarga yang Meninggal, Bunda Ratu: Kalau Meninggal Kubur Sewajarnya
“Saya meminum ramuan akar batang daun dan buah ciplukan yang direbus campur bareng dengan akar, batang dan kulit kelor. Jangan tanya rasanya, pahitnya sehari tidak hilang. Namun karena tekad untuk sembuh sudah bulat, apalah arti rasa pahit dibanding dengan ancaman kehilangan nyawa karena virus Corona!” tegasnya.
Satu hal yang penting ditekankan kepada semua elemen adalah masih sangat rendahnya pengertian masyarakat tentang Covid 19. Mereka masih belum mengetahui bahwa Covid 19 apabila sudah masuk ke dalam tubuh manusia menawarkan dua pilihan, membunuh si sakit atau terbunuh oleh imunitas penderita. Jadi ada pengertian yang salah bahwa penderita Covid-19 yang sudah sembuh masih membawa virus Covid-19, tambah dia.
Pemahaman tersebut yang perlu ditanamkan kepada masyarakat bahwa Covid 19 itu ada di mana-mana dan dapat dibawa oleh siapapun serta yang paling berbahaya adalah apabila pembawanya tidak menunjukkan gejala sakit tetapi dapat menularkan Covid-19 kepada orang lain.
Bunda Ratu menegaskan dengan memberikan edukasi berdasarkan pengalaman pribadi, diharapkan agar masyarakat menjadi tahu dan tidak gampang menjustifikasi orang yang sudah sembuh dari Covid-19 sebagai pembawa virus Corona. Bahwa Covid 19 ada di sekitar manusia, tinggal daya tahan tubuh dan disiplin serta kepatuhan kita pada SOP pencegahan dan penanggulangan Covid-19 saja yang membuat orang tidak gampang terpapar virus yang belum ditemukan obatnya.
“Dari pengalaman saya dan suami, kenapa bisa terserang Covid-19 padahal seluruh sudah mematuhi segala instrument pencegahan dan penanggulangan? Jawabnya jelas, pada saat kondisi suami drop, karena tanggung jawab dan kewajiban beliau tetap melakukan kegiatan di ruang publik sedangkan namanya potensi wabah Covid 19 sudah berkeliaran di semua tempat bahkan informasi terbaru penularan virus bisa melalui udara (air bond ) bukan hanya melalui droplet atau percikan cairan tubuh. Pengetahuan pengertian dan pemahaman masyarakat terhadap realitas ini masih sangat rendah,” tegas Bunda Ratu mengakhiri sesi wawancara via Whatsapp (WA).