Plt Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung Haryo Dewanto memastikan kegiatan pembelajaran luar jaringan (luring) tetap berjalan. Padahal, ditemukan satu siswa SD berinisial ERZ -yang mengikuti pembelajaran luring- positif Covid 19.
Haryo beralasan jaringan telekomunikasi di wilayah Pagerwojo, tempat ERZ, masih sulit. Sehingga pembelajaran luring tetap dilanjutkan dengan protokol kesehatan yang ketat.
Baca Juga : Selain Pakai Nama Teman Sekantor, Oknum Pegawai BKD Palsukan Tanda Tangan Atasan
"Ya luring tetap kami jaga. Luring tetap berjalan dengan protokol kesehatan. Physical distancing-nya bagaimana. Kalau ndak, cara pembelajarannya bagaimana?" ucap Haryo saat dihubungi. Selain SD, pembelajaran luring juga dilakukan di beberapa SMP.
Di Tulungagung, lanjut Haryo, sekitar 40 persen lembaga pendidikan -baik sekolah dasar dan sekolah menengah pertama- melakukan pembelajaran luring. Penyebabnya sama, yakni sulitnya jangkauan sinyal provider.
Lokasi pembelajaran luring itu berlangsung terutama di daerah pegunungan atau di sisi selatan Kabupaten Tulungagung. Dinas Pendidikan juga mengandalkan kreativitas lembaga sekolah kaitannya dengan metode pembelajaran di daerah yang sulit sinyal.
"Itu gunung-gunung itu yang susah sinyal. Ya SD ya SMP [yang melakukan luring]. Ya tergantung kreativitas guru-gurunya bagaimana," ucap Haryo.
Sementara itu, lima siswa sekolah dasar dan dua guru menjalani tes swab menyusul seorang pelajar terkonfirmasi covid-19. Tujuh orang itu kini sedang menunggu hasil tes swab yang belum keluar.
Sementara itu, Kabid Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung Didik Eka melakukan tracing pasca-diketahui adanya siswa SD yang positif covid 19.
Baca Juga : Telusuri Dugaan Korban Membusuk di Kebun Tebu, Polisi Amankan Bongkahan Beton Cor
Dari hasil tracing, didapati 5 siswa dan 2 guru menjadi kontak erat dengan ERZ lantaran mengikuti pembelajaran luring bersama ERZ tujuh orang ini sudah dilakukan swab untuk mengetahui penularannya. “Hasilnya sudah keluar dan alhamdulillah hasilnya negatif,” ujar Didik.
Didik menambahkan, saat pembelajaran luring, seluruh peserta baik siswa dan guru memakai mengikuti protokol kesehatan.
Dari tracing yang dilakukan, diduga ERZ tertular daei ayahnya. Mulanya orang tua ERZ menjalani uji cepat di Ponorogo untuk keperluan bekerja di luar negeri dengan hasil reaktif. Namun saat dilakukan uji swab, hasilnya negatif.
Dinas Kesehatan lalu melakukan traccing ke anggota keluarga dengan hasil anaknya terkonfirmasi corona. Penelusuran pun dilanjutkan pada warga yang kontak erat dengan pasien 9 tahun tersebut.