Salah seorang Bakal Calon Bupati (Bacabup) Banyuwangi Bunda Ratu Satiyem, mendapatkan ujian yang cukup berat pada saat berjuang mendapatkan kendaraan politik agar bisa mencalonkan diri. Kamis (6/8) Bunda Ratu mendapatkan hasil swab yang dijalani dengan hasil positif covid 19, menyusul sang suami Ridwantoro, Kepala Pengadilan Negeri Sidoarjo.
Namun wanita asal kecamatan Bangorejo tetap tegar untuk melanjutkan perjuangan bersama para pendukungnya. Bahkan dia ingin berbagi dengan memberikan informasi terkait dengan segala hal terkait covid 19 agar semua menjadi jelas secara satu persatu. ”Penderita covid 19 bukan aib namun lebih disebabkan karena tubuh dalam kondisi lemah sehingga virus mudah sekali masuk. Tetap tenang dan jaga agar tidak ada pobia atau ketakutan berlebihan yang justru berdampak tidak baik bagi kesehatan masyarakat,” jelasnya.
Baca Juga : Aturan Ganjil Genap DKI Jakarta Bikin Anies Baswedan Terima Serangan dari Kawan
Selanjutnya mantan Kabag Humas Pemkab Banyuwangi itu menuturkan bagi dia ada hikmah luar biasa dengan terserang covid menjadikan lebih banyak tafakur kepada Allah dan mengambil hikmah terbesar kenapa Allah memberi kami virus ini karena di balik semua itu ada rahasia Allah yang selalu yakini kebenarannya.
Bunda Ratu menambahkan salah satu yang menjadi senjata imunitas bagi si penderita sakit adalah makan cukup bergizi dan fikiran tenang sehingga dokter menyatakan supaya lebih mendekatkan pada yang Maha Kuasa. Memohon kesembuhan, patuhi minum obat dan lepaskan semua masalah. Apabila imunitasnya bagus, tubuh akan dapat mengatasinya dimana di dalam tubuh, akan terjadi perlawanan terhadap virus covid 19.
Kunci utama dalam menghadapi covid 19 antara lain; perut jangan sampai kosong, selera makan harus dijaga, pakai masker, jaga jarak, selalu cuci tangan dan tidak melakukan aktifitas di luar apabila kondisi badan terasa tidak fit, imbuh dia.
Saat ini, Bunda Ratu bersama suami tercinta Ridwantoro, Kepala Pengadilan Negeri Sidoarjo sama- sama menjalani perawatan di ruang isolasi Rumah Sakit (RS) Al Huda kecamatan Genteng Banyuwangi.
Lebih lanjut Bunda Ratu menceritakan awal mula bersama suaminya terpapar Covid mungkin saat kondisi mereka tidak fit. Pikiran dalam kondisi tidak baik sehingga lalai makan dan kehabisan bubuk uwuh dalam perjalanan jauh. “Pada hari-hari biasa kami tidak pernah lupa minum wedang bubuk uwuh. Namun karena kehabisan dan waktu pulang larut malam serta tidak menungkinkan, di sinilah kondisi suami menurun dan salahnya meskipun sudah dalam kondisi drop, karena tanggung jawab dan kewajiban Bapak masih terus bekerja, siang di kantor pengadilan. Malam hari masih lembur membuat putusan sehingga kondisi semakin drop,”tegas wanita yang dikenal dekat wong cilik itu.
Baca Juga : Datangi Kantor Bupati, Ratusan Pekerja Seni Banyuwangi Gelar Aksi
Dalam menjalani perawatan di ruang isolasi RS, Bunda sangat terharu dengan dokter dan perawat yang tanpa mengenal lelah merawatnya bersama suami dan para pasien lainnya. Mereka sesungguhnya pahlawan tanpa tanda jasa, bekerja dengan standar operasional prosedur (SOP) tinggi, dengan baju hazmat yang menurut ukuran orang normal sangat menyiksa wajib dikenakan selama 8 jam tanpa makan dan minu serta melayani dan menghadapi pasien dengan berbagai karakter.
Mereka tulus ikhlas, tanpa mengeluh, mereka terus menjalankan tugasnya sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. “Kami bangga sama mereka dan tidak lupa berdoa semoga pengorbanan mereka di garis depan pandemi Covid 19 ini mendapat karomah dan balasan indah dari Allah Yang Maha Esa,”ujar Bunda Ratu.(bersambung)