Upaya membangun dan mengembangkan destinasi pariwisata paska pageblug Corona yang dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi terus dilakukan. Selain mulai berbenah dan bersolek dalam menata dan mempercantik destinasi tujuan wisata yang sudah ada, upaya mengubah konsep pembangunan pun dijalankan.
Seperti di Agrowisata Tamansuruh (AWT) dari konsep festival menjadi pariwisata yang sustainable atau berkelanjutan.
Baca Juga : Berhias Anggrek Danau Linggo Rekisi Pronojiwo, Jadi Spot Foto Menarik
Menurut Arief Setiyawan, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Banyuwangi, saat ini destinasi wisata yang berlokasi di Desa Tamansuruh, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, sebagian spot kurang menarik karena memasuki tahap pemulihan (recovery). Hal ini karena usia tanamannya sudah tua dan waktunya diremajakan.
”AWT merupakan salah satu destinasi wisata yang kami bangun dengan konsep festival sehingga bersifat temporer. Ke depan ada rencana untuk membangun sebagai sarana edukasi bagi kaum milenial dan menjadikan destinasi wisata yang permanen,” jelasnya.
Dia menambahkan, wisatawan yang berkunjung ke AWT masih bisa menikmati aneka warna bunga, belajar melakukan pembibitan, berlatih beternak maupun belajar menanam padi jenis organik yang memang disiapkan pihak pengelola.
Selanjutnya Arief menuturkan, beberapa waktu lalu Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan bersama Whisnutama Kusubandio (Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Menparkeraf) RI meluangkan waktu untuk mengunjungi AWT dan siap membantu untuk pengembangan kawasan tersebut sebagai destinasi wisata yang lebih menarik bagi wisatawan nusantara maupun bagi turis asing.
“Untuk pemeliharaan dan pengembangan AWT sebagai destinasi pendukung Wanawisata Gunung Ijen, selain menggunakan dana APBD, pengelola juga mendapatkan support dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari PT PLN Banyuwangi,” terangnya.
Lebih lanjut mantan Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Banyuwangi ini menambahkan, meskipun beberapa spot kurang menarik lagi bagi pengunjung, namun pihak pengelola tetap memberikan kesempatan bagi kaum milenial untuk melakukan wisata edukasi membuat bibit, beternak dan menanam aneka jenis bunga serta tanaman padi organik.
