Langkah strategis telah dibuat Dinas Lingkungan Hidup Ngawi dalam upaya mengatasi pencemaran lingkungan. Yakni dengan memberikan bantuan pembuatan reaktor biogas bagi peternak sapi dan perajin pembuatan tahu. Terutama bagi mereka yang membuka usahanya dekat bantaran Bengawan Solo dan Sungai Madiun.
Setidaknya pada tahun 2020 ini anggaran dana senilai Rp 800 juta telah disiapkan. Rencananya anggaran dana tersebut untuk pembangunan 15 reaktor biogas bagi peternak sapi dan empat instalasi pengolahan limbah (IPAL) bagi perajin tahu.
Baca Juga : Tren Bersepeda Bisa Kurangi Gas Emisi, DLH Kota Malang Usulkan Hari Bersih dari Kendaraan
DLH Ngawi berharap upaya tersebut mampu mengurangi pencemaran lingkungan akibat limbah kotoran sapi dan sisa limbah air perajin tahu.
"Pembuatan reaktor biogas dan IPAL diharapkan mampu kurangi pencemaran di sungai," jelas Hari Purnomo, Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan DLH.
Lebih lanjut Hari menegaskan pemberian bantuan pembuatan reaktor biogas dan IPAL diharapkan bermanfaat besar dalam mengurangi pencemaran di Bengawan Solo dan Sungai Madiun.
Selain itu limbah yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar reaktor biogas dan mampu menghasilkan gas untuk bahan bakar kompor gas.
Baca Juga : Uji Kualitas Lingkungan, Puluhan Titik Udara dan Air Diteliti DLH Kota Malang
"Biogas yang dihasilkan bisa jadi bahan bakar kompor gas, layak elpigi. Dari limbah bisa jadi energi," ungkap Hari Purnomo.