DPD (Dewan Pimpinan Daerah) II Partai Golkar Kabupaten Malang menegaskan bahwa partainya akan tetap mengusung Ketua DPD II Partai Golkar Kabupaten Malang, Siadi sebagai Bakal Calon Bupati Malang di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Malang 2020 yang akan diselenggarakan pada tanggal 9 Desember nanti.
Hal ini disampaikan oleh kader Partai Golkar dan juga sebagai Wakil Ketua DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) Kabupaten Malang, Miskat menegaskan bahwa partainya hingga detik ini masih akan mengusung Siadi dan akan tegak lurus ke DPP (Dewan Pimpinan Pusat) Partai Golkar.
Baca Juga : Tak Ingin Cluster Covid Baru, Petugas Coklit di Sleman Terapkan Protokol Kesehatan Ketat
"Hingga detik ini kami tetap mengusung pak Siadi sebagai calon Bupati Malang dari Golkar, ini yang diamanatkan partai kepada kader," tegasnya kepada awak media, Sabtu (25/7/2020) petang tadi.
Miskat juga menegaskan bahwa ini menandakan bahwa tidak terdapat kandidat lain selain Siadi dari Partai Golkar, termasuk dirinya yang dikabarkan akan digandengkan dengan Umar Usman sebagai bakal calon dari PKB (Partai Kebangkitan Bangsa).
"Sekaligus menekankan jika tidak ada nama calon lain, artinya kami tetap solid dan tegak lurus dengan kebijakan partai," ujarnya.
Dirinya juga terus menjalin komunikasi dengan internal dan eksternal Partai Golkar guna mengkonsolidasikan basis massa Golkar di seluruh wilayah Kabupaten Malang untuk solid menghantarkan Golkar dalam memenangkan Pilkada Kabupaten Malang 2020.
"Secara umum kami terus melakukan konsolidasi secara internal maupun eksternal," lugasnya.
Nama Siadi muncul dengan meneruskan tradisi dari Partai Golkar yang mengedepankan kader senior terlebih dahulu dan juga menjaring suara dari kader internal serta masyarakat di lapisan bawah yang gelisah atas kepemimpinan saat ini dan bersepakat untuk mengusung Siadi.
Terkait beberapa partai politik yang kabarnya telah merapat ke poros PDI Perjuangan untuk mengusung Sanusi-Didik (SanDi) di Pilkada Kabupaten Malang 2020, Miskat mengatakan bahwa selama belum ada penetapan dari KPU (Komisi Pemilihan Umum) semua dapat berubah karena politik itu dinamis.
"Politik itu dinamis, yang jelas berdasarkan yang kami ketahui, saat ini kami sedang ada komunikasi-komunikasi guna menentukan arah partai. Kita tunggu dan lihat saja nanti, toh semua belum final. Semua masih bisa berubah hingga penetapan KPU," ungkapnya.
Miskat juga mengatakan bahwa dalam kondisi saat ini Partai Golkar dapat beralih menjadi oposisi maupun turut serta berkoalisi dengan partai yang lain.
"Kita bisa oposisi atau ikut juga bersama-sama," ujarnya.
Baca Juga : Gibran Maju Pilkada, Citra Jokowi Luntur
Ketika dikonfirmasi terkait nama dirinya yang menjadi perbincangan di dunia perpolitikan Kabupaten Malang, Miskat menegaskan bahwa dirinya lebih baik menjadi wakil rakyat untuk mengabdi dan berjuang demi rakyat Kabupaten Malang sebagai anggota legislatif.
"Akan tetapi, ketika ditanya apakah dirinya bakal ikut mencalonkan dan meramaikan Pilkada Kabupaten Malang, Miskat mengaku jika dirinya lebih memilih untuk mengabdi dan berjuang dengan rakyat sebagai anggota DPRD Kabupaten Malang.
"Jika saya ditawari untuk ikut maju di Pilkada, saya lebih memilih dan senang berjuang dengan rakyat sebagai anggota DPRD dan tidak ada keingian sedikitpun dari lubuk hati saya untuk mencalonkan diri sebagai bupati maupun wakil bupati," pungkasnya.
Dan juga terkait banner-banner yang menampakkan wajahnya dengan logo pohon beringin di belakangnya dan mengusung tagline "Bersatu Mensukseskan Pilkada", Miskat mengatakan bahwa hal itu dilakukan untuk menujukkan eksistensi Partai Golkar dalam Pilkada Kabupaten Malang 2020.
Sebagai informasi bahwa Partai Golkar sendiri memiliki 8 kursi di DPRD Kabupaten Malang yang kabarnya telah menggandeng Partai Hanura dengan 1 kursi. Alhasil hanya terdapat 9 kursi yang membuat Partai Golkar harus berkoalisi dengan partai lain demi mewujudkan batas ambang minimal kursi di parlemen sebagai Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati di Pilkada Kabupaten Malang 2020.