Saat ini, jika kita mau memasuki mall, hotel, kampus, ataupun tempat-tempat publik lainnya akan ada pemeriksaan suhu tubuh dulu menggunakan alat bernama thermo gun. Apabila suhu tubuh kita di atas 37,5 derajat celsius maka kita tidak diperbolehkan masuk lantaran terindikasi covid-19.
Namun nyatanya, keakuratan dari thermo gun patut dipertanyakan. Pakar Teknologi Thermal Imager ITC dan Ultrasonic Spike, American Society for Nondestructive Testing (ASNT) International, Muhammad Dheri Maulana Akbar menyampaikan, penggunaan thermo gun bukan solusi tepat mendeteksi orang yang terindikasi covid-19.
Baca Juga : China Bikin Kacamata Pendeteksi Covid-19, Inovatif Nih!
"Sebagian besar thermo gun yang dipakai di masyarakat masih belum sesuai dengan standar," ujarnya.
Dheri menjelaskan, pengukuran suhu dengan thermo gun juga masih belum sesuai. Pelaksanaannya kerap menyebabkan antrean panjang. Belum lagi teknis pengukuran yang terlalu dekat dengan wajah seseorang.
WHO sendiri telah mengatur rentang suhu terindikasi covid-19 harus lebih dari 37,5 derajat celsius. Jika thermo gun bertenaga manual digunakan satu per satu kepada khalayak ramai, maka keakuratannya patut dipertanyakan.
"Situasi ini bisa menimbulkan human error mechanism sehingga terindikasi covid-19 dengan suhu di atas normal bisa tidak terdeteksi dan begitupun sebaliknya," jelasnya.
Di sisi lain, pengukuran secara manual dalam kerumunan dapat menimbulkan bahaya. Hal ini terutama apabila dalam antrean terdapat satu orang terindikasi covid-19. Kondisi tersebut dapat menambah jumlah Orang dalam Pemantauan (ODP) di suatu daerah.
"Pada dasarnya ilmu thermografi thermal imager camera memiliki kaidah yang harus dipatuhi guna menunjang keakuratan pengukuran," sambungnya.
Baca Juga : Beternak Sapi Ala Milenial dengan Aplikasi siPicow
Setidaknya terdapat enam parameter yang wajib dimiliki sebuah kamera thermal. Di antaranya adalah emissivity, temperature reflected, humidity, temperature offset, distance object, dan temperature ambience. Keenam paramater kamera thermal harus diketahui oleh pengukur lapangan.
Dheri ragu para pengukur tersebut sudah mengikuti pelatihan pengoperasian alat secara proporsional. Padahal seluruh parameter pengukuran harus diatur kesesuaiannya dengan appendix data internasional yang telah ditetapkan sehingga akurasi pengukuran akan didapatkan.
Hal lain yang harus dipikirkan juga ialah, apakah thermogun dapat diintegrasikan dengan sistem monitoring online fever screening include dengan alarm warning system yang dapat diatur sesuai dengan keinginan user.
"Sayangnya alat yang beredar masih belum terintegrasi," tandasnya.