Amarah Presiden Joko Widodo kepada para menteri benar-benar sukses mencuri perhatian publik.
Diketahui, Jokowi jengkel dengan kinerja para menterinya dalam penanganan virus Covid-19 saat ini.
Baca Juga : Kata Sandiaga Uno saat Prabowo Subianto Unggul di Survei Pilpres 2024: Masih Terlalu Dini!
Bahkan Jokowi sampai mengancam akan melakukan reshuffle dalam Kabinet Indonesia Maju.
Sinyal reshuffle itu rupanya juga disoroti oleh berbagai pihak.
Beberapa pengamat pun menganggap sinyal reshuffle para menteri memiliki nilai yang positif.
Seperti yang dikatakan oleh Direktur Eksekutif Political and Public Studies Jerry Massie.
Jerry Massie menilai jika kegeraman Jokowi sampai mengancam prombakan terkait penanganan Covid-19 merupakan hal wajar.
Karena mulai sejak, diketahui Jokowi kerap kali memberikan kritikan terhadap kinerja para menterinya.
"Banyak menteri yang jalan sendiri-sendiri tidak mau ikut arahan Jokowi," ujar Jerry.
Bahkan, dikatakan Jerry ada menteri yang one man show.
Lebih lanjut Jerry menjabarkan sikap menteri yang sampai membuat Jokowi geram.
Dikatakan Jerry jika beberapa menteri membuat kebijakan bertabrakan satu sama lain.
Belum lagi yang bukan ranah dan domain kementeriannya justru di-take over.
Senada, Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin menyatakan reshuffle kabinet merupakan sebuah keniscayaan karena kinerja sejumlah menteri yang buruk.
Baca Juga : Pilkada Saat Pandemi, Ketua DPRD Blitar Yakin Partisipasi Pemilih Tetap Tinggi
"Karena banyak menteri yang dianggap tidak berprestasi dan dianggap memble kinerjanya di tengah Covid-19 ini," ujar Ujang.
Ujang juga menyebutkan jika banyak menteri yang gagap untuk menyelesaikan persoalan Covid-19.
Menurutnya, para menteri lebih sering silang pendapat dengan presiden terkait penanganan Covid-19.
Kendati demikian pendapat lain disampaikan oleh Direktur Eksekutif Parameter Politik Adi Prayitno.
Adi Prayitno mengatakan jika wacana reshuffle justru membuka peluang kegaduhan politik di tengah pandemi Covid-19.
Terlebih, jika menteri yang diganti berasal dari partai politik.
Bukan tidak mungkin, kata Adi jika Jokowi malah akan dirongrong oleh parpol pendukungnya.
"Nggak semua kemarahan Jokowi mesti dikaitkan dengan wacana reshuffle," paparnya.
Adi lantas mengatakan jika kegeraman Jokowi itu lebih untuk melecut kinerja para menterinya.