Jumlah pengguna narkoba yang direhabilitasi oleh BNNK (Badan Narkotika Nasionan Kabupaten) Tulungagung hingga medio tahun 2020 sudah mencapai 24 orang. Jumlah ini terbilang menurun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 59 orang.
Dari data yang dipunyai oleh BNNK Tulungagung, dari 24 orang yang direhabilitasi, 2 masih berstatus pelajar, sedang pada tahun 2019, jumlah pelajar yang direhabilitasi sebanyak 43 orang.
Baca Juga : Diperiksa Polisi, Saksi Ungkap Dewan Koboi Umpat dan Ancam Bunuh Bupati
Meski demikian tingkat pengguna narkotika (sabu, Ekstaci dan ganja) di tahun 2020 lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya. Dari 24 orang yang direhabilitasi ada 20 orang pengguna narkotika pada semester pertama tahun 2020. Jumlah itu sama dengan jumlah setahun pada tahun 2019.
“Narkotika memang lebih tinggi dibandingkan psikotropikanya. Kita harus menyorot ke pemakaian ini (narkotika),” uijar Kepala BNNK Tulungagung, AKBP Sudirman, Rabu (24/6/20) siang.
Pengguna psikotropika (LL, Dekstro, Antimo) tahun 2019 sebanyak 34 orang dan zat adiktif lainnya (kecubung, lem) sebanyak 5 orang. Sedang hingga bulan Juni 2020 pengguna psikotropika sebanyak 4 orang dan tidak ada pengguna zat adiktif lainya.
Jumlah pengguna narkotika diperkirakan melebihi dari jumlah yang disebutkan di atas. Pasalnya dari 24 orang yang menjalani rehabilitasi merupakan voluntary (datang secara sukarela) untuk dilakukan rehabilitasi.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, kebanyakan dari pengguna yang direhabilitasi merupakan dari hasil Skrining Intervensi Lapangan (SIL) ke sekolah-sekolah.
“Tahun 2020 ini volunteer (sukarela) saja,” ujarnya.
Selain itu dalam masa pandemic seperti saat ini setiap orang membatasi untuk melakukan aktivitas luar ruangan. Meski demikian pihaknya masih tetap melakukan rehabilitasi, meski tidak secara langsung.
Rehabilitasi dilakukan dengan 8 sesi pertemuan yang secara kebutuhan sebagian pertemuan dilakukan secara daring.
Baca Juga : Polisi Cokok 2 Pemuda Budak Narkoba, Ganja 3,51 Kilogram Diamankan
BNNK Tulungagung membuka rehabilitasi gratis bagi masyarakat, namun terkadang masih ada pandangan negatif dari masyarakat terhadap pengguna walaupun sudah direhabilitasi.
Masyarakat menganggap pengguna narkoba merupakan sampah masyarakat yang harus dijauhi. Padahal pengguna narkoba harus didekati untuk mempercepat penyembuhan ketergantungan pada narkoba.
“Kita mengajak pada masyarakat Tulungagung untuk tidak segan dan membawa putra-putrinya yang menjadi korban narkoba kepada kita untuk kita rehab, semuanya gratis,” ujar Sudirman.
Pengguna narkoba masih didominasi oleh warga yang berusia pelajar dan produktif. Tingginya pendidikan seseorang tak menjamin seseorang bebas dari jerat narkoba. Dari data BNNK TUlungagung, pengguna narkoba bahkan merupakan orang dengan pendidikan pasca sarjana.
Sultinya mereka lepas dari erat narkoba, lanjut Sudirman adalah factor komunitas. Meski sudah direhabilitasi dan sembuh dari kecanduan narkoba, jika mereka tetap bertemu dengan teman sesama pengguna narkoba, kemungkinan besar mereka akan terseret lagi dalam jerat narkoba.
“Teman sekolahnya disitu mengajak awal dan rasa keingintahuan pengguna atau korban sangat tinggi sehingga sangat mudah dipengaruhi,” ujarnya.