Aktivitas di pasar rakyat saat pandemi Covid-19 selama ini memang tak ada pembatasan.
Namun, baik pedagang ataupun pembeli yang lalu lalang di area pasar lebih diperketat dan harus menjalankan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
Baca Juga : The Kalindra Malang, Apartemen Terjangkau dengan Fasilitas Memanjakan
Meski demikian, tak sedikit masyarakat yang masih khawatir beraktivitas ke luar rumah kerap kesulitan mengakses kebutuhan di pasar tradisional.
Apalagi, pasar rakyat biasanya menawarkan harga lebih murah dibandingkan aplikasi kebutuhan pokok yang marak digunakan.
Cara lain yang telah disiapkan Pemerintah Kota (Pemkot) Malang dari jauh hari yakni dengan memanfaatkan teknologi berbasis online.
Sehingga, bagi masyarakat yang ingin membeli kebutuhannya di pasar cukup dari rumah saja tanpa harus bepergian.
Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang, Wahyu Setianto menyebut ada 7 pasar yang sudah menerapkan sistem belanja online di pasar rakyat.
Ketujuhnya yaitu, Pasar Oro-oro Dowo, Pasar Bunulrejo, Pasar Klojen, Pasar Madyopuro, Pasar Sawojajar, Pasar Kedungkandang, dan Pasar Sukun.
Meskipun, sistem online tersebut belum memakai aplikasi khusus.
"Sudah ada 7 pasar yang menerapkan, tapi secara sederhana. Jadi pedagang diminta nomor WhatsApp, terus dia (pembeli) belanja lewat itu kemudian ya diantarkan," ujarnya.
Ia menjelaskan, dalam hal ini memang belum semua pedagang menerapkan sistem belanja online.
Namun, untuk yang sudah memulainya ini para pedagang memiliki kurir khusus yang akan mengantarkan semua belanjaan pembeli.
"Belum semua pedagang memang, tapi kita arahkan untuk belanja online. Dari pedagang (yang sudah memulai sistem online) itu kayak ada kurir sendiri," imbuhnya.
Ke depan, pihaknya memang telah menyiapkan aplikasi khusus yang akan dihadirkan di masing-masing pasar.
Nantinya, setiap pasar akan memiliki aplikasi untuk akses jual beli.
Baca Juga : Apartemen The Kalindra Malang, Objek Investasi Menguntungkan dengan Lokasi Strategis
"Ini kami kerja sama dengan BRI, nanti ada aplikasi khusus di setiap pasar. Jadi misalnya Pasar Besar nama aplikasinya ya Pasar Besar. Intinya pasar online untuk masing-masing pasar," jelasnya.
Namun, hal itu masih berproses sebab saat ini petugas Diskopindag Kota Malang masih melakukan pendataan di setiap pedagang.
Termasuk barang dagangannya dan bagaimana sistem update untuk harga yang dijual nantinya.
"Kami masih mendata jumlah pedagang di tiap-tiap pasar. Terus harga-harga itu nanti juga kita update setiap hari di situ (aplikasi pasar online)," ungkapnya.
Lebih lanjut, ia menyebut langkah ini dilakukan sebagai salah satu upaya menerapkan new normal atau kelaziman baru hidup di tengah pandemi Covid-19 di lingkungan pasar rakyat.
Sehingga, jumlah kerumunan orang bisa lebih dibatasi untuk mencegah penyebaran kluster Covid-19.
"Memang kondisi Covid-19 ini kita harapkan tidak terlalu ada interaksi antara pembeli sama penjual. Dengan online ini saya rasa akan lebih bagus," tandasnya.
Di samping itu, upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Malang untuk meminimalisir aktivitas di area pasar juga telah dilakukan.
Sejauh ini, bedak setiap pedagang diterapkan sistem ganjil genap.
Artinya ada jarak dan ada pergantian pedagang setiap harinya untuk menghindari menumpuknya kerumunan.