Sejak pandemi Covid-19, banyak aktivitas di luar rumah yang tak dapat dilakukan dengan leluasa.
Salah satunya kegiatan olahraga bersepeda alias gowes.
Baca Juga : Masih Banyak Pelanggaran, Dewan Dorong Pemkot Beri Sanksi Tegas untuk Tangani Covid-19
Bahkan beberapa waktu terakhir, olahraga bersepeda ini kian populer di masyarakat baik di kota besar maupun kota kecil.
Muncul kelompok-kelompok pesepeda yang beraktivitas gowes mengelilingi kota baik di pagi, sore, hingga malam hari.
Sayangnya olahraga gowes ini dilakukan tanpa menerapkan protokol kesehatan.
Goweser (sebutan untuk pelaku gowes) masih abai dalam menerapkan protokol kesehatan, seperti masih bergerombol dan tidak memakai masker.
Seperti tampak di Alun-Alun Tulungagung.
Meski terlihat sepi pada siang hari, pada malam hari pusat kota ini berubah menjadi lautan goweser.
Pemandangan serupa juga tampak di sekitar Pasar Wage Tulungagung di Jalan WR Supratman.
Padahal, Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Tulungagung sedang gencarnya melakukan pemutusan penularan Covid-19.
Salah satunya, dengan rajin mengkampanyekan physical distancing.
Namun tetap saja, ada goweser yang kucing-kucingan dengan petugas untuk bisa bersantai, berkumpul dan selfie di Alun-Alun Tulungagung.
Seperti pada Sabtu (13/06) malam kemarin, ratusan goweser terekam kamera menghabiskan malam minggunya di lokasi tersebut.
Mereka bergerombol tanpa memperdulikan physical distancing.
Baca Juga : Romantisnya Ganjar Pranowo Unggah Video Bareng Istri, Netizen: Keuwuan Ini!
Pada video pertama, terlihat ratusan pengguna sepeda bersepeda pada malam hari di alun-alun dengan tidak memperhatikan protokol kesehatan.
Sedangkan pada video lainnya, nampak petugas kepolisian yang membubarkan paksa kerumunan warga penggiat sepeda malam ini yang bergerombol di alun-alun.
Wakil Juru Bicara GTPP Covid 19 Tulungagung, Galih Nusantoro menyesalkan kejadian tersebut karena saat ini masih pandemi dan kegiatan seperti itu jelas melanggar protokol kesehatan karena mengumpulkan masa dalam jumlah banyak.
"Gugus sangat menyayangkan, sepedaan boleh boleh saja, tapi harus phisycal dan social distancing , tidak malah bergerombol, tidak memakai masker," ujarnya.
Pihaknya menyebut, jika aktivitas gowes pada malam hari beralasan karena ingin meningkatkan kesehatan.
Galih menilai, seharusnya olahraga bersepeda dilakukan pada pagi dan sore hari, bukan malam hari yang lebih pada acara kumpul-kumpul.
"Kalau mau sehat ya olahraganya pagi sampai sore saja, kalau malam terus sepedaan itu jatuhnya malah nongkrong dan selfi" terangnya.
Mengingat penggiat sepeda malam ini merupakan para pemuda, maka pihaknya meminta orang tua agar lebih memberikan pemahaman kepada anak anaknya agar mengetatkan protokol kesehatan dan tidak melanggarnya dengan melakukan kegiatan seperti itu.
“Kami berharap orang tua bisa memberikan pemahaman agar anak-anaknya bisa menerapkan protokol kesehatan dan tidak melakukan kegiatan seperti itu,” pungkasnya.