Di tengah pandemi Covid-19, kondisi Perbankan di Jawa Timur (Jatim) secara umum berkinerja baik dan dapat melayani kebutuhan transaksional masyarakat luas.
Hal itu disampaikan Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) pada acara silaturahmi forum halal bil halal 1441 H secara virtual, yang dihadiri Kepala OJK Kantor Regional Jatim Bambang Mukti Riyadi dan Kepala Grup Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jatim, Harmanta.
Baca Juga : Rasio Kredit di Bawah 5 Persen, Kondisi Perbankan di Wilayah Kerja OJK Malang Stabil
Berdasarkan data pengawasan posisi April 2020, rasio kecukupan modal (CAR) bank yang berkantor pusat di Jatim sebesar 23,24 persen dengan likuiditas yang memadai. Antara lain tercermin pada rasio Aktiva Lancar/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) sebesar 25,03 persen yang jauh di atas threshold.
Data tersebut menunjukkan bahwa bank memiliki ruang yang cukup untuk melakukan ekspansi kredit atau pembiayaan bagi bank syariah guna mendukung upaya pemulihan ekonomi masyarakat pada periode new normal sejak pandemi Covid-19.
Kepala OJK Jatim Bambang menyikapi perkembangan terkini terkait pemberitaan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas pelaksanaan pengawasan OJK periode 2019 pada Industri Jasa Keuangan, terkait 7 bank umum yang berkantor pusat di Jakarta.
Sebelumnya disampaikan oleh ketua BPK, bahwa OJK telah menindaklanjuti seluruh rekomendasi temuan dan BPK mengapresiasi tindakan pengawasan OJK telah dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan mengawal penguatan kinerja perbankan nasional, sesuai prinsip pengawasan berbasis risiko secara terintegrasi.
Untuk itu, anggota BMPD diminta agar dalam melaksanakan kegiatan operasional dan pemasaran produk bank, senantiasa mengutamakan etika profesionalitas bankir.
"Pimpinan bank dan seluruh jajaran wajib menjunjung tinggi integritas dan menjauhkan diri dari perilaku hoax. Karena siapapun pelakunya akan berhadapan dengan UU ITE dan aparat penegak hukum," ujarnya.
"Masing-masing bank silakan bersaing secara positif dengan penguatan efisiensi. Sehingga masyarakat luas terlayani dengan lebih baik," imbuhnya.
Sementara itu, Ketua ISEI (Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia) Surabaya, Eko Purwanto, menyampaikan bahwa stabilitas industri jasa keuangan khususnya perbankan, pada era new normal ini sangat strategis sebagai jantung perekonomian.
"Dalam hal ini, recovery ekonomi Jatim yang merupakan kedua terbesar setelah DKI Jakarta, memiliki peran sangat strategis dalam rangka mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional sebagaimana telah dicanangkan oleh pemerintah," kata Eko.
Baca Juga : Mau Untung Investasi? Pilih The Kalindra, Apartemen Paling Diburu di Malang
Senada dengan Eko Purwanto, anggota Komisi XI DPR-RI, Indah Kurnia, mengajak seluruh stakeholder untuk bersinergi memberikan dukungan kepada perbankan agar mampu menopang gerak roda perekonomian Jatim secara berkelanjutan dalam mengatasi permasalahan pandemi Covid-19 yang berdampak pada kesehatan masyarakat serta menurunkan aktivitas ekonomi dan daya beli masyarakat.
Indah, mengimbau agar mutual trust di antara pelaku industri perbankan tetap terjaga dan semua pemangku kepentingan sektor jasa keuangan terus berada pada garda depan dan secara proaktif melaksanakan fungsinya, melakukan intermediasi, termasuk merelaksasi kredit atau pembiayaan terdampak Covid-19.
"Secara bertahap diharapkan segera terjadi proses pemulihan aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat. Dengan tetap mengutamakan pola hidup sehat, menerapkan protokol Covid-19, Physical distancing sesuai anjuran pemerintah," tambah Indah.